Home BERITA Satu dalam Kristus

Satu dalam Kristus

0
233 views
Sebagai umat Allah, kita dipersatukan dalam Kristus sabagai Raja dari segala raja

Minggu, 1 Juni 2025

Kis. 7:55-60.
Mzm. 97:1,2b,6,7c,9.
Why. 22:12-14,16-17,20.
Yoh. 17:20-26

DI tengah dunia yang sangat beragam ini, mudah bagi kita untuk mengira bahwa kesatuan berarti semua harus berpikir, beribadah, dan bertindak dengan cara yang sama.

Tetapi Tuhan tidak menciptakan kita sebagai salinan satu sama lain. Ia menciptakan kita unik dengan latar belakang, kepribadian, dan panggilan yang berbeda-beda.

Maka, kesatuan dalam Kristus bukanlah keseragaman. Kesatuan adalah ketika segala perbedaan itu dijiwai oleh kasih yang sama, oleh Roh yang sama, dan oleh tujuan yang sama: memuliakan Allah dan membawa terang-Nya ke dunia.

Seperti orkestra yang memainkan satu lagu dengan banyak alat musik, kita masing-masing punya suara yang khas. Tapi jika kita mengikuti Konduktor yang sama, yakni Kristus maka harmoni akan terdengar indah. Kesatuan dalam kasih memungkinkan kita menyanyikan lagu yang sama, meskipun dengan nada yang berbeda.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.”

Dalam doa-Nya yang paling dalam sebelum penyaliban, Yesus tidak meminta agar murid-murid-Nya menjadi seragam dalam rupa, cara, atau budaya. Ia tidak berkata, “Jadikanlah mereka sama.” Ia berdoa agar mereka menjadi satu, satu di dalam kasih, seperti Yesus dan Bapa adalah satu.

Keseragaman menuntut kesamaan luar, cara bicara, cara berpakaian, tradisi yang identik. Tapi kesatuan adalah sesuatu yang jauh lebih dalam. Kesatuan adalah keharmonisan di tengah keberagaman. Ini adalah cinta yang menghubungkan, bukan bentuk yang menyeragamkan.

Yesus dan Bapa adalah satu, bukan karena mereka identik, tetapi karena mereka sepenuhnya menyatu dalam kasih, kehendak, dan misi. Demikian pula kita, para pengikut Kristus, dipanggil untuk hidup dalam kesatuan kasih, bukan dalam keharusan untuk menjadi sama.

Kita tidak perlu takut pada perbedaan. Perbedaan bukan ancaman, tetapi kekayaan. Yang Tuhan kehendaki adalah hati yang saling mengasihi, saling melengkapi, dan saling memahami. Kita dipanggil bukan untuk menyeragamkan, tetapi untuk mengasihi dalam keberagaman, seperti Yesus dan Bapa adalah satu.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku bisa menerima perbedaan dalam hidup bersama ini?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here