Seadanya

0
200 views
Ilustrasi - Menerawang jauh sendirian. (Ist)

Renungan Harian
Rabu, 17 Agustus 2022
Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia
Bacaan I: Sir. 10: 1-8
Bacaan II: 1Ptr. 2: 13-17
Injil: Mat. 22: 15-21
 
TANGGAL 17 Agustus adalah Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Gereja Indonesia menetapkan Hari Kemerdekaan sebagai Hari Raya.

Dalam pembicaraan dengan seksi liturgi di sebuah paroki di mana saya pernah menjalani pengutusan, Perayaan Ekaristi akan diadakan sore hari. Saya setuju perayaan diadakan sore hari dengan harapan banyak umat yang bisa ikut merayakan ekaristi.

Ketika bicara mengenai bagaimana Perayaan Ekaristi akan dijalankan hampir semua mengatakan seadanya saja, karena semua sibuk. Ketika saya bertanya apakah koor tidak ada, misdinar tidak ada, dan apakah juga dekorasi altar tidak ada, jawaban yang muncul adalah sebenarnya ada. Tetapi semua tidak siap karena tidak ada waktu persiapan, semua sibuk.

Tentu, saya menerima apa yang menjadi jawaban teman-teman dan mencoba memahami kesibukan semua.
 
Sesaat sebelum Perayaan Ekaristi, saya masuk gereja terasa gereja sepi, kering tidak ada hiasan yang menunjukkan bahwa hari ini adalah Hari Raya Kemerdekaan bangsaku.

Dalam kesepian itu, saya mencoba memahami kesibukan semua teman-teman saya. Terbersit pertanyaan dalam diri saya, seandainya pada masa lalu semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing akankah ada perayaan kemerdekaan?

Atau adakah sebuah bangsa yang disebut Indonesia ini?

Kesepian semakin menjadi ketika perayaan ekaristi dimulai. Tidak ada lagu, dan umat yang datang tidak banyak; bahkan lebih banyak saat misa harian.

Pertanyaan kembali muncul dan membuat bergejolak. “Ke mana gerangan, saudara-saudariku sebangsa dan setanahair yang Katolik umat di paroki ini? Apakah mereka juga amat sibuk sehingga tidak sempat untuk ikut Perayaan Ekaristi?”
 
Setelah Perayaan Ekaristi ,aku duduk merenung dan membayangkan. Seandainya aku bukan imam, aku adalah umat apakah aku juga tidak sibuk? Atau apakah aku juga tidak menikmati hari ini sebagai hari libur? Adakah aku peduli bahwa hari ini adalah Hari Raya Kemerdekaan bangsaku yang diperjuangkan oleh para pendahulu dengan keringat dan darah? Adakah aku punya kesadaran akan hal itu? Mungkin aku akan sama saja dengan mereka yang tidak peduli itu.
 
Maka pertanyaan dalam diriku sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam injil Matius: “Apa yang telah kuberikan kepada negara dan bangsaku tercinta ini?”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here