Home BERITA Sebelum Mewartakan, Sekolah Kitab Suci Dulu

Sebelum Mewartakan, Sekolah Kitab Suci Dulu

0
Syering isi Kitab Suci dalam kelompok.

Bacaan 1: 1Kor 9:16-19. 22b-27
Injil: Luk 6:39 – 42

KITAB Suci adalah salah satu sumber bagi orang Katolik dalam mempelajari iman Kristiani. Kadang sungguh ironi, masih banyak umat Katolik alergi terhadap Kitab Suci.

Dalam sebuah survei tentang Kitab Suci yang kami adakan, mengejutkan bahwa ada keluarga Katolik yang tidak memiliki Kitab Suci. Padahal mampu membeli.

Kitab Suci kadang hanya sebagai hiasan di peti mati, saat orang Katolik meninggal, padahal ia sudah tak lagi bisa membacanya.

Memang, Kitab Suci pernah menjadi langka saat umat dilarang membacanya. Tindakan Bapa Gereja saat itu bertujuan menyelamatkan dombanya, sebab teks Kitab Suci telah diselewengkan oleh suatu sekte sesat (Albigensian).

Oleh Konsili Vatikan II (1963-1965), dalam dokumen Dei Verbum Artikel No. 25, maka umat kembali dianjurkan untuk membaca Kitab Suci.

Menjadi Katolik adalah menjadi seorang misionaris, siap diutus mewartakan.

Ada dua pesan utama bacaan injil hari ini.

Pertama, Tuhan meminta para murid-Nya untuk belajar dengan sungguh-sungguh (masih buta) sebelum mewartakan Kabar Baik.

Setelah tuntas, barulah mereka bisa menuntun orang lain bertobat kembali kepada Allah Bapa.

Seorang guru (pewarta) tak mungkin bisa mengajar sebelum ia belajar dahulu materi ajarannya.

“Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang? Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya.”

Mereka memerlukan pencerahan sebelum dapat menuntun orang lain.

Pesan kedua adalah tentang “introspeksi diri”. Seseorang yang matanya tertutup balok maka tidak akan bisa melihat (buta).

Orang demikian semestinya tak bisa melihat orang lain, apalagi kesalahannya. Maka, kotoran mata dan hati perlu dibersihkan dahulu agar bisa melihat dan meluruskan kesalahan orang lain.

Bagi Paulus, mewartakan injil adalah sebuah keharusan karena menjalankan “Amanat Agung” Tuhan Yesus. “Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil”.

Mewartakan injil bukan untuk kesombongan mencari kehormatan dan harta duniawi. Mewartakan injil ibarat sebuah pertandingan, agar dapat meraih mahkota juara dan tidak ditolak di Kerajaan Surga.

Pesan hari ini

Perlu interospeksi diri dan belajar Kitab Suci dahulu di Kursus Pendidikan Kitab Suci Keuskupan Bogor, agar setelah tamat bisa turut serta mewartakan Kabar Baik Allah.

Perlu latihan keras untuk menjadi juara tinju, dan mewartakan adalah sebuah keharusan, demikian kata Rasul Paulus.

https://bit.ly/daftarkpks

“Jangan melakukan kebiasaan buruk namun berdoa meminta kesehatan dan umur panjang, pakailah maskermu dan jaga jarak.”

Bersatu Melawan Coronavirus

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version