Secercah Harapan dari Pelatihan Batik Ecoprint untuk Panti Asuhan Bhakti Luhur

0
965 views
Suster Ria dan anak-anak Panti Asuhan Bhakti Luhur Sumber Lor, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Foto : Bernadetta Wiwik/Sesawi.Net

Helai kain warna-warni yang sedang dipegang para suster dan enam orang perawat ini tadinya berupa kain putih polos. Sekarang sudah berubah menjadi penuh motif dan warna. Dengan mata berbinar dan raut muka suka cita, para suster kongregasi ALMA (Asosiasi Lembaga Misionaria Awam) dan perawat dari Panti Asuhan Bhakti Luhur Sumber Lor, Berbah, Sleman, Yogyakarta ini saling menunjukkan hasil karya mereka di pelatihan membatik dengan metode ecoprint, Minggu (29/11/2020).

Yang unik dari pelatihan ini adalah kejutan-kejutan yang diberikan. Kita tidak bisa memprediksi dengan tepat bagaimana hasil akhir kain batik ini baik dari warna maupun pola-pola yang tercipta. Sorakan takjub spontan keluar saat hasil itu kelihatan. Ada yang berwarna soft, ada yang terang warna-warni. Ini semua memberi pengharapan bahwa kain-kain polos ini bakal disenangi banyak orang dan layak dijual.

Ecoprint merupakan metode batik yang dibuat dengan cara mencetak kain dengan bahan-bahan yang ada di alam sekitar sebagai pewarna maupun motifnya. Bahan yang digunakan berupa dedaunan, bunga, batang bahkan ranting. Maka batik ini sangat ramah lingkungan dan tidak menimbulkan pencemaran air, tanah atau udara.

“Kami bisa memanfaatkan daun-daun yang ada di sekitar panti. Kami bisa menggali potensi kekayaan pewarnaan dan pola daun-daun dari ranting pepohonan yang hidup di sekitar panti,”ujar Sang Kepala Panti, Suster Ria sambil tersenyum.

Kegiatan pelatihan membatik sehari ini menjadi pilihan para pengampu Panti Asuhan untuk menopang hidup mereka sendiri ke depan. Suster Ria (46) yang sejak 2014 mengampu Panti Asuhan Bhakti Luhur berharap kain batik yang nanti akan diproduksi bisa dijual untuk membantu memenuhi kebutuhan 24 penghuninya yang kebanyakan para penyandang cacat yang miskin, terlantar dan dipinggirkan.

“Kami sepakat tidak bisa sepenuhnya mengandalkan perhatian dari luar untuk kelangsungan kehidupan panti. Setidaknya kami harus berusaha melakukan usaha produktif yang diharapkan bisa memberi pemasukan bagi panti. Melihat tren bisnis ke depan, dimana orang semakin peduli pada lingkungan, maka batik yang akan kami usahakan pun harus ramah lingkungan. Ecoprint menjadi pilihan kami,”ujar Suster Ria.

Para peserta pelatihan batik ecoprint

Pusing Akibat Pandemi
Panti Asuhan Bhakti Luhur merupakan rumah layanan yang dikelola para suster ALMA. Selain di Yogyakarta, panti asuhan yang berada di bawah Yayasan Sosial Bhakti Luhur ini berpusat di Kota Malang, Jawa Timur. Yang lainnya, menyebar ke seluruh Indonesia.

Di bawah pimpinan Suster Ria, Panti Asuhan Bhakti Luhur saat ini telah menampung 24 orang. Usia warga penghuni bervariasi, mulai dari 2 hingga 95 tahun. Yang datang atau dititipkan dalam kondisi terlantar berjumlah 7 orang.

Yang dalam keadaan difabel – tuna daksa, tuna grahita, tuna ganda, tuna netra, dan gangguan bicara 8 orang. Yang menderita depresi atau orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) 3 orang, penderita hemiplegia (kehilangan kemampuan otot untuk bergerak) 1 orang.

Penderita Cerebral Palsy Spastik Athetoid atau gangguan postur dan gerak yang tidak terkontrol 1 orang. Penderita Hydrochepalus dan tuna grahita 1 orang. Penderita difabel sekaligus terlantar 2 orang, dan seorang perempuan dititipkan ke panti karena sudah lansia (95) dan ditelantarkan keluarganya.

Sebelum pandemi, panti banyak menerima tamu baik dalam rombongan besar, kecil atau pribadi. Terlebih saat memperingati Hari Raya Natal atau Paskah. Kegiatan ini tentu tidak sekadar kunjungan. Biasanya dibarengi dengan pemberian bantuan bagi panti yang sangat berarti bagi warga panti.

Namun saat pandemi datang, panti asuhan mengalami krisis. Selama ini panti yang belum bisa menghidupi dirinya sendiri mesti mengandalkan diri dari sumbangan para donatur luar. Maka, saat pembatasan sosial berskala besar diterapkan untuk Indonesia oleh pemerintah, kondisi berubah total. Kehidupan ekonomi menjadi seret. Sektor bisnis terganggu. Banyak orang diputus hubungan kerja. Akibatnya kehidupan ekonomi seluruh masyarakat Indonesia terganggu.

Maka, tak heran perhatian dari para donatur semakin berkurang karena mereka juga berjuang dan bertahan untuk kelangsungan hidup masing-masing. Ini bukan hal yang mudah bagi para suster untuk mengurus para penghuni. Apalagi banyak yang membutuhkan perawatan dan pendampingan khusus.

Di bawah Suster Ria, ada empat suster dan tujuh perawat yang setiap hari mendampingi para penghuni panti. Selain mengurus kebutuhan harian, mereka harus mendampingi belajar. Apalagi sekarang proses belajar dan mengajar dilakukan secara online sehingga tugas pendampingan belajar makin bertambah.

Para suster juga memberi terapi bagi yang difabel, serta pengobatan terutama bagi penderita ODGJ. Apalagi salah satu penderita ODGJ juga mengalami sakit jantung dan hipertensi. Mereka harus mengonsumsi obat setiap hari. Darimana biaya bisa diperoleh untuk melakukan semua kebutuhan itu?

Warga Panti Asuhan Bhakti Luhur Sumber Lor, Berbah, Sleman, Yogyakarta

Belum Bisa Diandalkan
Sementara itu, usaha jualan batik baru dalam tahap angan-angan. Para suster masih belajar memproduksi. Namun, kegiatan panti terus berjalan. Semua kebutuhan tidak bisa ditiadakan. Bagaimana mau memulai usaha? Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari termasuk penyediaan obat rutin saja Suster Ria dan teman-teman mesti peras otak dan kerja keras mengupayakannya.

Pernah di Bulan Februari, tahun ini Suster Ria bingung karena salah satu orang yang diasuhnya belum mendapat obat. “Sudah dua hari Mbak S tidak minum obat saraf. Minggu lalu kami tidak ada dana sama sekali untuk membeli obat,”kata Suster Ria suatu hari.

Untung, beberapa hari kemudian sebuah kabar datang dari Jakarta. Seorang yang baik hati meneleponnya, mengatakan akan mengirim sedikit dana untuk panti. “Saya merasa belum pernah kenal dengan bapak itu, dan juga tidak pernah memberikan nomor telepon panti kepadanya. Beliau bilang pokoknya tidak perlu tahu infonya dari mana, yang jelas akan memberikan bantuan tapi hanya dalam jumlah sedikit. Akhirnya Bapak itu mengirim dana,”ujar Suster Ria.

Suster Ria langsung berangkat ke Rumah Sakit Jiwa Gracia, Pakem, Daerah Istimewa Yogyakarta untuk membeli obat. Tidak disangka obat yang biasanya mudah didapat, sedang tidak tersedia. Mau tidak mau Suster harus mencari di beberapa apotek di Kota Yogyakarta. Saat ketemu di sebuah apotek, harganya mahal. Dana yang ada saat itu, untuk obat yang biasanya dibeli bisa untuk persediaan sepuluh hari. “Akhirnya hanya cukup untuk lima hari,”ujar Suster.

Sementara di panti, Mbak S sudah menunggu obat itu. Ia tahunya obat itu sudah tersedia setiap hari. Selama dua hari saat tidak minum obat, ia terus menanyakan obat. Dan memang kalau dibiarkan tidak minum obat untuk beberapa lama, ia bisa merasa lemas sekali dan tidak berdaya, kata Suster Ria.

“Sebenarnya saya bingung, bagaimana agar obat ini cukup sampai akhir bulan, karena baru pada awal bulan berikutnya kami akan mengusahakan obat lagi. Sedangkan Mbak S kan tahunya obat sudah disediakan setiap hari. Maka akhirnya saya mengakali, satu obat yang harusnya diberikan satu kali sehari, saya pecah menjadi setengah. Sehingga obat yang harusnya hanya untuk lima hari, diminum untuk sepuluh hari. Tentu saja ini tidak benar. Namun, bagaimana lagi?,” ujar Suster Ria.

Bisa dirasakan betapa berat beban yang ditanggung Suster Ria. Tidak mudah menjalankan tugas mengelola panti asuhan di masa sulit ini. Mungkin semua panti juga mengalami. Perhatian dan donatur dari luar jauh berkurang karena pandemi.

Life must go on. Apa pun yang terjadi, Suster Ria dan teman-teman pendamping di panti tetap berusaha sekuat tenaga agar kehidupan panti tetap berjalan normal. Bukan berarti rencana usaha batik ecoprint terhenti. Tetap ada harapan cerah di sana. Jumat, 14 Mei 2021 pelatihan khusus mewarnai kain tahap kedua diadakan. Semangat tetap menyala. “Doakan kami agar selalu sehat dan kuat. Semoga usaha batik ecoprint juga sukses,”ujar Suster Ria.

Kain batik ecoprint

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here