Sehari Hidupku sebagai Guru: Ternyata Murid Jadi Guruku (2)

1
2,914 views

TAK lama kemudian, bel berdering tanda pelajaran dimulai. Aku mulai mengajar, menerangkan konsep-konsep baru pada murid dan setelahnya mengadakan latihan. Namun, rencana tidaklah semulus yang aku bayangkan. Ketika aku mengajar kulihat beberapa muridku di belakang asyik ngobrol.

Hmm…Si Jahat bilang….”Lihat tuh…muridmu ngobrol terus… Itu tandanya mereka anak bandel bin nakal… Padahal harusnya mendengarkan guru di depan”.

Aku diam saja menahan sabar,  namun sedetik kemudian kudengar suara berdebum di belakang, rupanya salah satu dari mereka terjatuh dari kursi dengan bunyi cukup keras.

Kudekati mereka dan tiba-tiba aku jadi ingin marah. ”.. Kalian ini, ngapain main-main di kelas?…Sekarang jatuh kan, makanya dengarkan guru di kelas dan jangan ngobrol…..kamu tuh ya tidak menghargai guru, padahal saya sudah bersusah payah mengajar kamu ” aku ngomel panjang lebar, kesal…merasa diri dilecehkan.

Setelah itu, kutinggalkan mereka.

Ditegur

Si Baik lalu menegurku… ”Apakah pantas kamu sebagai seorang guru memarahi anak dengan kata-kata seperti itu?”

”Seharusnya kamu bisa mengingatkan mereka dengan cara yang lembut dan bijaksana; mereka itu masih anak-anak… Jangan lukai hati mereka dengan kata-kata kritik yang pedas. Lebih baik  tadi tanyakan baik-baik mengapa mereka bermain di kelas. Dan pikirkan juga, bagaimana caramu mengajar tadi, apakah menyenangkan atau membosankan?”

Kupikir-pikir benar juga ya kata-kata si Baik itu, barangkali caraku menyampaikan pelajaran membuat murid-muridku merasa bosan. Menerangkan lalu latihan, menerangkan lalu latihan…terus menerus… Apalagi aku tidak pernah membuat humor di kelasku, membuat suasana kelas semakin kering dan tegang.

Oh Tuhan, syukurlah muridku menunjukkan sesuatu padaku hari ini. Berarti lain waktu aku harus bisa meningkatkan kualitas mengajarku, harus lebih bervariasi, jalan-jalan keluar area kelas/sekolah, menonton film, membentuk kelompok diskusi, main games dan lain-lain….Ah lagi-lagi satu mutiara berharga kutemukan.

Siang tiba,perutku merasa lapar. Kulirik bekal makan siangku..hmmm sebaiknya aku gunakan waktu luang ini untuk makan siang dulu. Sembari makan, pikiranku mengembara…Aku teringat teman yang mengirim sms. Ia mengatakan bahwa ia memposting beberapa gambar favoritku di Facebook. Aku jadi penasaran. Ada waktu sepuluh menit untuk online sebelum mengajar.

Sedang asyik browsing, Si Baik segera mengingatkan…”Ayo tutup fbnya…  Kamu harus mengajar tepat waktu lo… Ingat kemarin kamu sudah telat beberapa kali…”

Namun Si Jahat membalas… ”Tangguuuung…lambat lima menit juga gak pa-pa kok.”

Namun kali ini Si Jahat tak berdaya, aku tidak menghiraukannya dan segera bangkit menutup internet. Kukemasi buku-bukuku dan aku sudah siap mengajar sekarang.

Ketika aku tiba di kelas, murid-murid sedang berbaris. Dengan ramah kusapa muridku dan kupersilakan mereka memasuki kelas. Pengajaran berlangsung tenang dan tertib,aku senang meskipun aku bukan guru yang baik, setidaknya hari ini aku sudah mencoba untuk tiba di kelas pada waktunya.Ternyata saat aku mulai disiplin terhadap diri sendiri, murid-muridku pun menghargai aku. (Bersambung)

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here