Selalu Ada Rahmat

0
359 views
Selalu ada rahmat dalam peristiwa vaksinasi covid-19 di gereja paroki. (Ist)

Renungan Harian
Sabtu, 2 Oktober 2021
PW. Para Malaikat Pelindung
Bacaan I: Bar. 4: 5-12. 27-29
Injil: Luk. 10: 17-24
 
BEBERAPA
waktu yang lalu, paroki kami mengadakan acara vaksinasi Covid-19 untuk masyarakat umum bekerjasama dengan Caritas Keuskupan dan Kodam III Siliwangi.

Dengan segala kerumitan di awal, namun akhirnya kami dapat menyelenggarakan acara vaksinasi ini dengan lancar dan baik. Tentu hasil ini membuat kami senang dan bersyukur.
 
Beberapa waktu kemudian, kami -Dewan Pastoral Paroki Harian- mengadakan refleksi bersama atas penyelenggaraan vaksinasi.

Beberapa hal yang muncul dalam refleksi ini antara lain:

Seorang ibu yang sudah cukup senior mengatakan:

“Saya senang dan bersyukur ikut terlibat dalam penyelenggaraan ini. Hal menyenangkan dan saya syukuri bahwa saya menjadi kenal dengan anak-anak muda yang terlibat dan bisa dengan mudah bekerjasama dengan mereka.

Seolah tidak ada jarak dalam kerjasama meski mereka semua usianya di bawah anak-anak saya. Awalnya tidak terbayangkan bagi saya bisa kenal dan bekerjasama dengan mereka.

Di samping itu peristiwa seperti ini membuat kita menjadi ada kesatuan hati dan budi  dalam berkarya dan pelayanan.”

Ibu yang lain mengatakan:

“Ternyata di paroki kita ada banyak OMK (orang muda katolik) yang mau terlibat dengan kemampuan mereka yang luar biasa.

Selama ini, kita selalu kesulitan mengumpulkan orang muda, dan selalu merasa hampir tidak ada orang muda di paroki kita yang mau terlibat.

Ternyata ketika diberi kesempatan dan sarana, mereka mau terlibat dengan luar biasa. Ini menjadi awal untuk selalu melibatkan mereka dan memberi kesempatan kepada mereka.”

Seorang bapak mengatakan:

“Saat pembicaraan awal kita selalu dibayangi dengan berbagai kesulitan. Kesulitan dana, kesulitan akses mendapatkan vaksin, kesulitan sarana dan prasarana.

Saat membayangkan untuk administrasi membutuhkan minimal 10 laptop sudah terbayang kesulitannya belum tenaganya. Ternyata semua bisa teratasi tanpa kesulitan yang berarti; bahkan sarana dan prasarana bisa berlebih.”

Pastor senior mengatakan:
“Peristiwa ini menjadi sarana yang baik untuk mewartakan wajah belas kasih Gereja kepada banyak orang.”
 
Dari semua syering refleksi berkaitan dengan penyelenggaraan vaksinasi, ternyata yang pertama dan utama bukan soal keberhasilan, dan kehebatan kami dalam menyelenggarakan.

Pengalaman syukur dan kegembiraan bukan sebuah kesombongan akan keberhasilan melain pengalaman akan rahmat yang dialami.

Pada akhirnya kami menemukan kalau ada kemauan, ada kehendak baik pasti selalu ada rahmat yang mengiringinya.
 
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Lukas, para murid bangga pulang dari pengutusan namun diingatkan Yesus, bahwa mereka telah mendapatkan rahmat dan yang paling penting bukan kebanggaan akan keberhasilan tetapi arti dari pengutusan mereka.

“Namun demikian, janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu terdaftar di surga.”
 
Bagaimana dengan aku?

Apa arti dari kebanggaan dan syukurku?
 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here