Bacaan I: Dan 9:4b-10
Injil: Luk 6:36-38
“SAYA mengampuninya,” kata ibu itu dengan pelan.
“Sebelum meninggal, saya sengaja datang dan mendoakannya serta bicara dengannya dari hati ke hati. Bahwa saya dan anak-anak saya memang terluka karenanya, namun saya tidak dendam. Saya mengampuninya,” kata ibu itu sambil terisak.
“Apa yang terjadi, bu?,” tanyaku.
“Dia telah menfitnah suamiku, hingga suami saya dipecat dengan tidak hormat dari kerjanya,” katanya.
“Suami saya sangat malu dan terpukul dengan peristiwa itu, hingga dia sakit sampai meninggal,” katanya.
“Tiga tahun, setelah suami saya meninggal baru terbongkar peristiswa di kantor tempat suamiku bekerja. Bahwa ada orang lain termasuk bapak yang meninggal ini yang telah menyalahgunakan wewenang demi keuntungan diri sendiri,” katanya.
“Namun demikian saya ingat bahwa sebelum kejadian, suami saya dan bapak ini berteman baik,” katanya.
“Dia memang pernah bersalah, namun saya juga ingat banyak hal baik telah dia buat untuk keluarga saya; khususnya untuk suami saya,” katanya.
“Selama bertahun-tahun saya bergulat dengan perasaan benci padanya; namun juga ingat kebaikannya,” kata ibu itu.
“Pada akhirnya saya dikaruniai kekuatan untuk datang pada saat dia sakit, meski hati saya remuk; tapi rahmat Tuhan bekerja dan mendamaikan kami,” katanya.
“Tidak ada gunanya menyimpan dendam dan amarah, meski saya telah dilukai dan terluka. Saya justru dikuatkan bahwa sebelum dia meninggal, saya harus menyelesaikan masalah ini. Demi arwah suami dan demi perkembangan anak-anak, dan juga demi hidupku selanjutnya. Saya tidak mau selamanya hidup dalam dendam,” katanya.
Hari ini kita dengar sabda Tuhan, “Hendaklah kamu murah hati, sebagaimana Bapamu adalah murah hati. Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah, dan kamu akan diampuni.”
Murah hati seperti Bapa itu tidak mudah.
Perlu perjuangan dari dalam hati. Bergulat dengan air mata terurai ketika berhadapan dengan orang-orang yang telah membuat kita menderita.
Kita manusia yang tidak sempurna. Namun bisa menjadi sempurna, jika kita berani mengampuni orang yang bersalah kepada kita.
Pengampunan kepada orang lain hanya akan bisa kita lakukan, jika kita telah berdamai dengan diri sendiri.
Apakah saya sudah murah hati?