Senin, 22 Maret 2021: Waspadalah

0
387 views
Ilustrasi.

Bacaan I : Daniel 13:1-9,15-17,19-30,33-62
Injil : Yohanes 8:1-11

“SAYA ingin kamu jujur soal ini, sudah berapa kali kamu ambil uang kolekte?,” tanya seorang Ketua Lingkungan yang sekaligus anggota kepolisian.

“Kamu mengambil uang kolekte itu, sendiri atau dengan teman lain?” tanya bapak itu.

“Sendiri, Om,” kata pemuda itu.

“Kamu setiap minggu ya, ambil uangnya?,” kata bapak itu

“Baru kali ini, Om,” kata pemuda itu sambil menunduk.

“Benar, baru sekali ini, atau lebih, jujur saja!,” selidik bapak itu.

“Benar,” katanya

“Coba diingat-ingat, berapa kali dan uangnya untuk apa?,” cecar bapak itu.

“Tiga kali Om,” kata pemuda itu.

“Tiga kali atau tiga puluh kali,” kata bapak itu memancing.

“Tiga puluh kali,” katanya.

“Lebih atau kurang,” kata bapak itu.

“Kurang lebih,” katanya semakin menunduk.

“Uangnya kamu simpan atau kamu gunakan untuk beli sesuatu?,” kata bapak itu.

“Saya gunakan,” jawabnya.

“Untuk apa?,” tanya bapak itu.

“Untuk beli motor, dan sisanya untuk makan-makan bersama teman-teman gereja juga, Om,” jawabnya.

“Payah bener kamu itu, mentraktir teman-temanmu dengan uang haram, mereka tahu dari mana uang yang dipakai untuk makan-makan bersama itu?,” tanya bapak itu.

“Mereka tidak tahu,” jawab anak itu.

Kamu tahu, teman-temanmu dan kami semua selama ini senang dengan keterlibatanmu dalam kegiatan kaum muda, karena kami tidak pernah berprasangka buruk padamu.

Kamu benar-benar pintar bersandiwara hingga mengelabui kami semua, bahkan pastor pun kamu tipu.

Dari penampilan dan caramu berbicara serta sikapmu terhadap umat yang lain, kami semua tidak akan pernah menduga, bahwa kamu tega mengambil uang kolekte setiap minggu.

Kami tidak pernah curiga, namun sekarang dengan peristiwa yang ada, kalian telah memaksa kami untuk tidak mempercayaimu bahkan harus senantiasa waspada pada kamu.

Sering kali kita diajar untuk tidak cepat menghakimi dan menuduh orang lain. Dalam banyak hal jika kita tidak waspada dan terlalu acuh justru kita menjadi salah satu pihak yang mendorong orang lain berbuat jahat.

Bukan saja soal uang. Namun juga perilaku kejahatan lain, termasuk perilaku seksual. Bahwa kita pun perlu tertib dan tidak sembrono, sehingga kita tidak memasukkan diri kita dan orang dalam pencobaan.

Bagaimana caranya membantu orang lain untuk tidak berbuat dosa?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here