Sr. Gratchiella Dogomo OSF: Pertama dari Papua di OSF, Perempuan Papua Pasti Bisa (1)

0
183 views
Sr. Gratchiella Dogomo OSF, perempuan pertama asal Papua masuk OSF Semarang. (Mathias Hariyadi)

LAHIR dan besar di Nabire, Sr. Gratchiella Dogomo OSF dan keluarganya masuk anggota umat Gereja St. Maria Menerima Kabar Gembira Paroki Bomomani, Keuskupan Timika, Papua.

Perempuan pertama dari Papua masuk OSF Semarang

Ia menjadi perempuan Papua pertama yang bergabung masuk Kongregasi Suster-suster dari Tobat dan Cinta Kasih Kristiani yang biasa disebut OSF Semarang.

Saat ini, Sr. Gratchiella Dogomo OSF dipercaya Kongregasi OSF tugas belajar di STPKat (Sekolah Tinggi Pastoral Kateketik) Santo Fransiskus Assisi Semarang.

Ia tugas belajar katekese dan pendidikan agama Katolik di lembaga pendidikan calon guru-guru agama Katolik besutan Kongregasi Suster OSF.

Sr. Gratchiella tinggal di Biara Santo Fransiskus Susteran Gedang di Jl. Ronggowarsito, Semarang – satu kompleks yang sama di mana STPKAT Semarang berada.

Sleyer indah

Hanya karena alasan remeh-temeh saja, Sr. Gratchiella Dogomo OSF tertarik menjadi suster biarawati. Karena melihat para suster biarawati di Nabire –saat itu hanya suster Kongregasi DSY dan Abdi Kristus- yang selalu memakai kerudung sleyer di kepala dan itu membuatnya sangat terpesona.

“Sejak itu dan saat masih kecil, saya suka bermain-main membuat bentuk sleyer dari rok untuk kemudian saya pasang di kepala,” terangnya.

Bertemu Sr. Imeldi OSF

Bertemu dengan Sr. Imeldi OSF di Manado saat menjadi anggota delegasi anak-anak asrama dari Nabire yang tugas mengawal tim drama ke Sulut, cita-cita kecil Sr. Gratchiella Dogomo OSF menjadi suster biarawati kian terbuka lebar.

Terjadi, setelah Sr. Imeldi OSF sering memberinya banyak brosur panggilan hidup membiara sebagai suster OSF Semarang.

Umur belum mencapai 17 tahun

Umur terlalu muda -belum sampai 17 tahun- membuatnya terhalang masuk biara. Padahal saat itu, ia sudah meninggalkan Nabire di Papua dan tinggal di Jakarta bersama kakak kandungnya.

Syukurlah atas bantuan para suster dan sejumlah imam yang dia kenal selama di Bomomani dan tempat lainnya selalu mendorong dan memotivasinya agar bibit-bibit panggilan itu tidak “lepas”.

Akhirnya, Sr. Gratchiella Dogomo OSF sampai tiba di Susteran Gedangan. Menjadi Aspiran, Postulan, dan akhirnya masuk Novisiat OSF di Banyumanik, Semarang Selatan.

“Orang Papua pasti bisa”

Adaptasi dengan lingkungan baru di Jawa dan bergaul dengan banyak Novis OSF dari berbagai daerah di seluruh Indonesia selalu menjadi tantangan tersendiri bagi Sr. Gratchiella Dogomo OSF ini.

Sebagai perempuan Papua pertama yang masuk Kongregasi OSF Semarang yang berbasis di Ibukota Provinsi Jateng ini, ia punya nyali besar. Untuk mampu beradaptasi dengan semua “hal baru” di Jawa.

“Termasuk harus bisa beradaptasi dengan menu makanan di sini,” katanya penuh yakin.

“Apalagi,” kata dia, “menyerah dan putus asa tidak ada di dalam kamus hidup saya.”

“Perempuan Papua pasti bisa masuk OSF Semarang,” tegasnya mantap.

Sr. Gratchiella Dogomo OSF menjadi perempuan Papua pertama yang bergabung masuk dengan Kongregasi Suster-suster Santo Fransiskus dari Tobat dan Cinta Kasih Kristiani; biasa dikenal sebagai OSF Semarang. Sr. Gratchiella OSF, kini mahasiswa STPKat Santo Fransiskus Assisi Semarang, sedang diwawancari Titch TV untuk Program Bincang-bincang Panjang di Biara St. Fransiskus Gedangan, Semarang, awal April 2023. (Mathias Hariyadi)

Baca juga: Sr. Marie Jose Mardiati OSF, Sakit Undur Diri dari Gedangan, Sembuh Balik Lagi Ulangi Novisiat (1)

PS: Terimakasih kepada Sr. Rosali OSF, Sr. Fideli OSF, dan Komunitas Suster OSF Gedangan, Semarang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here