Stop Menyalahkan Tuhan dan Cari Akarnya!

0
2,257 views

Sebagai hamba Allah, murid Kristus, anak Tuhan kita paham betul junjungan kita itu maha baik, maha pengasih, maha pemurah dan maha mulia. Artinya tidak ada kejahatan, keburukan, kebatilan dankesengsaraan yang disebabkan olehNYA, karena yang berasal dari Tuhan semua baik adanya.

Namun, di dalam doa dan komunikasi dengan Beliau, kadang kita mendengar, menyaksikan dan menjadikan Tuhan sebagai tertuduh; seolah-olah semua penderitaan berasal dariNYA. Tuhan yang kita puja itu sekaligus kita lihat sebagai sosok maha kejam seperti dalam Perjanjian Lama.

Tuhan adalah seperti apa yang kita persepsikan. Kalau persepsi kita baik, maka baiklah DIA. Kalau kita yakini kejam, maka kejamlah adanya. Artinya, ini adalah mindset kita, program pikiran kita sendiri tentang Tuhan. Apa isi pikiran kita tentang Tuhan, itulah yang terjadi dalam hidup kita.

Seorang ibu sepuh yang meminta dihipnoterapi terkait kanker paru yang dideritanya (di usia pertengahan dia pernah operasi kanker rahim) bertanya kepada saya, mengapa Tuhan tega memberi jodoh suami yang kasar dan selalu menyakiti perasaannya.  Ketika saya tanya, siapa yang memilih laki-laki itu menjadi suaminya, dia jawab: “Saya sendiri. Saya kira dia baik,” katanya.

Mindset negatif yang tersimpan puluhan tahun itu menjadi tabir yang membuatnya tidak mampu melihat kebaikan-kebaikan dan rahmat Allah yang berlimpah, bahkan pikiran negatif itu berdampak pada bagian-bagian tubuh tertentu yang menjadi sakit.

Ibu itu akhirnya merasakan hatinya plong, perasaannya bahagia, hidupnya ringan, wajahnya menjadi ceria setelah mindset dia berubah positif; baik tentang Tuhan maupun suaminya. Selanjutnya dia  bisa memaafkan sang suami dengan tulus ikhlas, dan dia pun bisa bersyukur kepada Tuhan dengan hati yang bersih.  Bukan cuma di mulut.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here