TAHAPAN berikutnya adalah munculnya kesadaran batin baru. Melalui pengalaman sakit ini, saya menemukan Tuhan sebenarnya telah memberi saya sebuah peringatan bahkan teguran (Ayub 33:19a): saya terlalu percaya diri atau menjadi sombong sehingga lalai merawat diri saya lebih baik.
Sejak pasangan hidup saya meninggal, saya tidak pernah melakukan kontrol terhadap tensi, gula darah, dan lain-lain. Saya terlalu percaya diri bisa mengendalikan diri, telah lupa usia dan menjadi semakin uzur yang berarti organ-organ tubuh juga menjadi semakin aus. Mulai saat ini, saya harus bisa menerima diri apa adanya, mau melakukan kontrol seperlunya agar saya bisa merawat diri dengan baik dan proporsional.
Saya juga mendapat motivasi baru yang meneguhkan: ”Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah” (Am.18:14).
Berpenyakit adalah penderitaan
Berpenyakit adalah penderitaan, terutama bagi manusia seperti saya yang sudah terbiasa aktif dengan macam-macam kegiatan. Sakit batiniah juga terasakan, karena harus merelakan diri berbaring di bed RS dan merelakan diri bertatih-tatih mulai belajar berjalan seperti balita. Awalnya, saya nyaris putus asa, tapi sebelum saya dibuat frustrasi oleh kondisi fisik itu, Tuhan menjulurkan saya dua teks KS peneguh tersebut.
Dokter, perawat dan fisioterapis dibuat kagum atas perkembangan proses penyembuhan saya. Puji dan syukur untukNya atas rahmat kesembuhan yang akhirnya diberikan Tuhan kepada saya hingga akhirnya menjadi pulih kembali.
Tuhan menyertai kita
Hidup ini sungguh sebuah perjalanan bersama dengan sesama. Tak boleh dilupakan, hidup kita ini selalu disertai, dibimbing dan kadang-kadang ditegur olehNya. Akhirnya saya harus jujur diri: sekali lagi ingin berterimakasih kepadaNya yang telah membuka matahati saya; memampukan saya lebih peka dengan pengalaman yang awalnya tak pernah saya harapkan; membuat saya bisa menemukan persiapan-persiapan yang lebih utuh agar mampu melanjutkan perjalanan saya.
Puji sukur dan terimakasih kepadaNya dan tidak lupa terimakah juga kepada para sahabat yang telah memperhatikan, peduli dan membantu pemulihan saya. Shalom! (Selesai)
Bogor, 17 Juli 2011
Artikel terkait:
- Setelah Istri Meninggal, Saya Mengelola Stroke (1)
- Seni Rohani Mengelola Stroke (2)
- Stroke, Sumber Rahmat akan Penyelenggaraan Ilahi? (3)
- Minggu Kelabu Kena Stroke, Pijakan untuk Refleksi Iman (4)