Sukacita dalam Berkat dan Penderitaan demi Kristus

0
2,892 views

jesus paskah2Minggu Paskah 3, C; 14 April 2013 Kis. 5:27b-32.40b-41; Why. 5:11-14; Yoh. 21:1-14

Dalam Injil Yohanes hari ini, diceritakan bagaimana Yesus yang bangkit dialami dalam hidup sehari-hari. Para murid yang kembali ke Galilea, mencoba kembali ke hidup lama mereka, menjadi nelayan. Tuhan Yesus hadir dan memberkati usaha mereka dengan hasil tangkapan melimpah. Tanda orang yang menerima berkat itu hidup dalam suasana kebangkitan adalah: mengenal Tuhan yang memberi berkat, mencari dan mendekati Tuhan, berbagi berkat dan mengusahakan persatuan.

Jika orang yang menerima berkat itu menemukan Tuhan dan merasa dekat dengan Tuhan, maka ia akan dibimbing untuk selangkah maju: menegaskan keterlibatannya dengan Tuhan Yesus. Pertanyaan Yesus kepada Petrus, bukan hukuman atau pembalasan Yesus atas penyangkalan Petrus. Yesus ingin penegasan Petrus, seberapa besar dia mengasihi tuhan. 3 kali Yesus bertanya menggunakan kata ‘agape’ yang berarti kasih ilahi. 3x Petrus menjawab memakai kata ‘philein’ yang berarti persahabatan antar manusia. Yesus tetap menerima pernyataan terbatas Petrus dan mempercayakan domba-dombaNya untuk digembalakan Petrus.

Kesediaan Petrus menerima tugas penggembalaan domba-domba Kristus, menjadi nyata dalam Kis. yang kita dengar hari ini. Bagaimana mereka menghadapi kesulitan yang datang dari phak pemimpin bangsa Yahudi dan penganiayaan yang mereka terima. Yang mengesankan adalah sikap mereka: sukacita karena dianggap layak menderita bersama Kristus.

Itulah tanda orang-orang yang hidup dalam suasana Kebangkitan. Setiap hari Tuhan mencurahkan berkat atas pekerjaan, hidup, relasi dan segala kegiatan kita. Tetapi apakah kita sadar dan mengakui bahwa hal itu merupakan berkat Tuhan? Banyak orang merasa hal-hal itu sebagai hal biasa, sewajarnya saja atau karena keberuntungan mereka. Mungkin mereka merasa bersyukur. Tetapi apakah mereka menjadi lebih dekat dengan Tuhan dan lebih sedia berbagi, mengusahakan persatuan dan lebih tekun mengikuti Ekaristi? Langkah lebih jauh dari orang yang hidup dalam semangat dunia ialah sikap mereka pada saat kesulitan dan beban hidup menimpa mereka. Banyak orang mengeluh karena beban kesulitan itu.

Kenapa saya? Apa salah saya? Tuhan dimana? Ada orang yang menanggung penderitaan itu dengan diam dan pasrah. Tetapi para rasul menunjukkan sikap positip terhadap penderitaan: kesempatan mengikuti Yesus yang dikasihinya lebih dekat; ikut berbagi penderitaan dan bersuka cita karena mendapat kepercayaan dan kehormatan untuk ikut memikul salib bersama Tuhan Yesus.

Menerima berkat dan menghadapi kesulitan, merupakan peristiwa hidup yang kita jalani setiap hari. Banyak diantara kita mengalaminya tanpa menyadari bahwa Tuhan menyapa kita. Tetapi jika kita menanggapinya, juga tergantung dari cara hidup kita. Jika kita hidup secara dunia, maka berkat itu untuk saya pribadi, untuk kepentingan dan pertumbuhan saya. Orang lain, sejauh sempat dan sejauh mampu saya perhatikan. Tuhan adalah pemberi berkat yang baik. Selesai. Penderitaan adalah beban yang tidak mengenakkan dan tidak memberi makna positip bagi hidup kita. Kita merasa derita itu karena kesalahan kita, atau kesalahan Allah yang ‘keliru’ menjatuhkan hukuman.

Jika kita hidup sebagai manusia kebangkitan; berkat adalah tanda kehadiran Allah yang menarik kita lebih dekat dengan Dia dan semakin terarah pada sesama. Penderitaan adalah tanda bahwa dunia belum sepenuhnya selamat karena masih banyak orang yang menolak Kristus. Kita dipercaya dan diajak Tuhan untuk sekali lagi memikul salib demi keselamatan sesama dan dunia itu. Jadi sebagai manusia kebangkitan, kita dapat menikmati sukacita berlimpah setiap saat; saat menerima berkat atau salib, kita mengalami bahwa Tuhan menyertai kita dan mencintai kita dalam segala situasi. Semoga kita hidup dalam  semangat kebangkitan bersama Yesus setiap hari. Amin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here