Surat dari Anak Bungsu

0
481 views
Ilustrasi - Surat berisi pesan. (Ist)

Jumat, 15 Juli 2022

  • Yes. 38:1-6,21-22,7-8;
  • Maz: Yes. 38:10,11,12abc,16;
  • Mat. 12:1-8.

ADA orang berpikir bahwa hidup beragama itu baik kalau sudah menaati peraturan dan perintah-perintah secara harfiah.

Banyak orang yang terjebak dalam penghayatan hidup agama yang begitu kaku dan kurang manusiawi.

Agama yang mestinya jadi kompas, penunjuk arah dalam mencintai Tuhan dan sesama malah seringkali membutakan mata hati terhadap nilai mulia dan sejati dalam kehidupan sehari-hari.

Kekakuan pada aturan agama kadang membuat orang justru menderita dan masuk dalam jalan gelap dalam menanggapi cinta Tuhan.

Tuhan menghendaki belas kasihan, pengampunan dan keselamatan manusia dengan menjalankan dan menghayati perintah-Nya.

Seorang ayah merasa bersyukur karena dia merasa disadarkan betapa kurang tepatnya dia menjalankan prinsip hidup keagamaannya.

Ketika dia menerima surat yang ditulis oleh anak bungsunya dari rumah retret pada saat anaknya mengikuti retret tahunan sekolahnya.

Anak bungsunya menyampaikan betapa selama ini, dia sangat tidak bahagia mengikuti kegiatan menggereja karena ayahnya tidak pernah hadir dan ikut menggereja.

Anaknya bangga punya ayah seperti dirinya namun dia sangat sedih karena merasa ayah terlalu sibuk hingga lupa memberi untuk pergi ke Gereja bersama keluarga.

Anak bungsunya punya kerinduan untuk bisa duduk berdampingan di Gereja dengan ayah ibu serta kakak-kakaknya seperti teman-temannya.

Membaca harapan anaknya itu, dia sangat sedih, kecewa dan menyesal, karena hal yang begitu dirindukan anaknya adalah hal yang menurutnya sederhana namun telah dia lalaikan dan abaikan.

Dia dulu, seorang aktivis Gereja namun karena bentrok dengan pengurus Gereja lainnya, dia memutuskan untuk meninggalkan aktivitas Gereja dan kadang lebih suka ke Gereja di tempat lain daripada di Parokinya.

Dia merasa banyak orang yang ke Gereja tidak tulus dan punya agenda pribadi, munafik hingga dia merasa ada dalam pasar yang penuh transaksi kepalsuan.

Puncak dari konflik itu, dia lebih menitikberatkan pelayanan langsung ke masyarakat daripada melalui Gereja.

Surat anaknya, seperti kilat yang menyadarkan dirinya, bahwa selama ini dia ada dalam kesombongan rohani, dan menganggap pelayanan lebih penting daripada peribadatan di Gereja.

Menurutnya Gereja dan aturannya serta orang-orangnya perlu membersihkan diri dari ambisi diri untuk dapat sepenuhnya menerjemahkan kehendak Tuhan.

Kini pemikiran seperti itu, justru berbalik pada dirinya sendiri, bahwa dia yang perlu rendah hati untuk membersihkan diri dan belajar bagaimana melayani seperti Kristus melayani dalam dan melalui Gereja.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah.

Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.

Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas Hari Sabat.”

Gereja dengan segala tatanannya mengundang kita untuk hidup menggereja.

Undangan ini mestinya menjadi sebuah persembahan diri bukan sekedar mencari tempat yang melegakan nafsu pribadi, apalagi sibuk mencari kesalahan dan kelemahan orang lain.

Gereja tempat kita mendapat pengayoman dan penerimaan dengan segala kelemahan dam kelebihan kita. Maka Gereja bukan tempat pelarian atas kepenatan hidup sehari-hari di rumah.

Siapapun kita, semestinya harus benar-benar mendalami ajaran agama kita, sehingga tidak jatuh pada pemahaman yang dangkal dan setengah-tengah.

Kita harus bersikap kritis dalam menyikapi pandangan agama sendiri dan atau orang lain, dengan mengutamakan kehendak Allah sebagai ukuran kebenaran, sehingga kita dapat bersikap rendah hati di hadapan Allah dan sesama.

Hidup beragama yang benar menuntut kita untuk menjalankan atau menerapkan agama kita dalam hidup sehari-hari.

Agama mestinya kita pahami, hayati, dan laksanakan.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku mengusahakan terus pemahaman yang benar terhadap agamaku?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here