Tabur Tuai Kebaikan di Masa Pandemi

0
400 views
Ilustrasi: Hidup hanya sekali, gunakan waktumu untuk menabur kebaikan (Sr Ludovika OSA)

PERSEKUTUAN Doa Karismatik Katolik Gereja Salib Suci Paroki Cilincing di Jakarta utara melaksanakan kembali pertemuan pertama di masa pandemi ini secara virtual.

Acara dimulai dengan doa ucapan syukur dilanjutkan dengan menaikkan pujian dan penyembahan kepada Tuhan.

Renungan mengambil tema “Tabur Tuai” dibawakan oleh Romo Paulus Roby Erlianto CM.

Perumpamaan seorang penabur

Mengawali renungannya, romo membacakan Injil Matius 13:1-9, perumpamaan tentang seorang penabur.

“Pada zamannya, Yesus memberitakan Injil berupa perumpamaan. Dengan maksud agar umat dapat dengan mudah memahami maksud pewartaanNya.

Ada benih yang jatuh di jalan adalah orang yang mendengar firman Tuhan, tetapi tidak menerimanya sehingga mati.

Ada benih yang jatuh di tanah yang berbatu-batu. Yaitu orang yang mendengar sabda Allah,menerimanya, tetapi hanya sesaat sehingga menjadi layu dan mati. 

Benih yang jatuh dalam semak duri adalah orang yang mendengar firman Allah; lalu terperdaya oleh kekuatiran sehingga Sabda Allah menjadi mati.

Benih yang terakhir adalah benih yang jatuh di tanah yang subur, yaitu orang yang mendengar firman Tuhan, menerimanya, memahami dan melaksanakannya sehingga hidupnya dapat berbuah berkat bagi banyak orang,” begitu kata romo.

Pertanyaan refleksi bagi kita: sekarang ada di tanah yang mana?

“Masing-masing kita pasti menginginkan ada di tanah yang baik dan subur agar firman-Nya menetap dan berbuah dalam karya nyata.

Oleh karena itu, untuk menuju tanah yang subur, kita harus mau diproses oleh Tuhan dengan syarat hidup dalam pertobatan dengan yaitu menyadari kesalahan, memperbaiki diri secara terus-menerus serta memohon Roh Kudus untuk mengobarkan iman dan menuntun  hidup kita.

Kunjungan kasih kepada warga yang terdampak pandemi Covid-19.

Injil Lukas 4:18  menguatkan kita dengan sabda-Nya:

“Roh Tuhan ada padaku, oleh sebab Ia telah mengurapi aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin dan Ia telah mengutus Aku.” 

Seperti motto karya misi dari Santo Vinsensius a Paulo:

“Aku diutus untuk mewartakan Kabar Gembira kepada orang-orang miskin (Evangelizare pauperibus misit me).”

“Di masa pandemi Covid-19 ini kita semua diharapakan mau peduli dan menjadi penabur berkat karya kasih bagi warga terdampak pandemi lewat kunjungan kasih, berbelarasa meringankan penderitaan sesama.

Sehingga sabda-Nya  mampu kita hidupi dan berbuah berkat bagi sesama.”

Begitu pesan romo seraya mengakhiri renungan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here