KETIKA kita tidak bisa mengampuni. Sering bertengkar. Bangga karena mempunyai musuh. Itu tanda-tanda kita melawan Sang Guru.
Perkataan itu dikatakan oleh Uskup Keuskupan Agung Palembang sekaligus Administator Apostolik Keuskupan Sufragan Tanjungkarang Mgr. Yohanes Harun Yuwono dalam Misa Tahbisan Imam dan Diakon Keuskupan Tanjungkarang 2022 di Gereja Stasi St. Petrus, Panjang, Lampung, Selasa, 22 November 2022.
Imam baru dan Diakon menerima rahmat tahbisan dari tangan Mgr. Yohanes Harun Yuwono.
- Imam baru itu adalah Romo Nicolaus Heru Andrianto Pr.
- Yang menerima tahbisan diakonat adalah Frater Nicolaus Agung Suprobo Pr dan Frater Pius Wahyo Adityo Raharjo Pr.
Berproses
Kepada para imam, Uskup mohon supaya para imam hidup sebagai in persona Christi. Menjadi pribadi Kristus, hadir dalam umat yang menyelamatkan.
Cara hidup seperti ini harus dihidupi secara serius. Seberat apa pun. Se mempesona apa pun tawaran dunia. Memang tidak langsung jadi. Tidak langsung berhasil. Semua lewat proses.
Hidup kita selalu berproses, buah pertobatan setiap hari. Maka, selalu ada yang baru, yang dapat kita pelajari dari Guru kita.
Para imam hidup dalam taat, selibat, dan miskin. Setiap ketaatan pasti ada salib, penderitaan, dan kebangkitan.
“Para imam juga hendaknya datang untuk melayani, mengurbankan diri tanpa pamrih dan tanpa upah. Pelayanan para imam bukan hanya pelayanan lokal, tetapi untuk seluruh umat. Terlebih mereka yang miskin, tertindas, dan terbuang,” ujar Uskup Harun.
Tugas pengutusan
- Romo Nicolaus Heru Andrianto Pr mendapat tugas pengutusan menjadi Pastor Rekan di Paroki St. Thomas Rasul Sribawono. Juga berkara di Dokpen Keuskupan Tanjungkarang dan BIDUK (Basis Integrasi Data Umat Keuskupan)
- Diakon Pius Wahyo Adityo Raharjo Pr menjalani Masa Diakonat di Paroki St. Petrus Kalirejo.
- Diakon Frater Pius Wahyo Adityo Raharjo Pr mendapat penugaskan melanjutkan studi S-3 di STF Driyarkaya Jakarta.
Di akhir Perayaan Ekaristi, Mgr. Yohanes Harun Yuwono memberkati Gua Maria Stella Maris.