TAHBISAn imam MSF hari Senin 26 Oktober 2020 menjadi momen membahagiakan bagi kedua Neomis: Romo Giovani Mahendra Christi MSF dan Romo Ign. Eko Swasono Buadiarto MSF.
Terlebih juga menjadi anugerah istimewa bagi Tarekat Misionaris Keluarga Kudus yang pada bulan September lalu genap memasuki 125 tahun berdiri.
Rasa syukur ini tidak lepas dari kemurahan hati Allah yang senantiasa menganugerahkan berkat istimewa di tengah pandemi covid-9. Ini juga menjadi pengharapan bagi seluruh umat beriman.
Perayaan Tahbisan Imam Diakon Ivan MSF dan Diakon Eko MSF diselenggarakan di Gereja Keluarga Kudus Banteng, Yogyakarta. Perayaan ini dipimpin oleh Uskup Keuskupan Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko Pr sebagai selebran utama didampingi dua romo konselebran Romo Petrus Sumargo MSF (Propinsial MSF Jawa) dan Romo Aloysius Yuli Dwianto MSF (Rektor Skolastikat MSF).
Pesta dihadiri hanya dari lingkup internal tarekat dan keluarga, kerabat dekat dari kedua neomis.
Namun para umat diperkenankan untuk terlibat dalam perayaan misa tahbisan imam secara virtual melalui YouTube yang diadakan oleh Komsos Banteng.
Sesuai anjuran pemerintah, para tamu undangan dan para petugas liturgi diwajibkan mengenakan prosedur kesehatan secara ketat.
Oleh karena itu, panitia tahbisan berkerjasama dengan satgas covid Gereja Paroki Banteng dan dibantu dari satgas covid Kevikepan DIY mengadakan sterilisasi tempat dan pengechekan suhu bagi setiap tamu yang datang.
Makna tahbisan
Dalam pembukaan misa, Romo Simon Petrus Sumargo, MSF menyampaikan secara ringkas tentang makna tema tahbisan yang diajukan dari kedua neomis: “Aku akan Mengikuti Yesus (Luk 9:57).
Ini merupakan suatu tanggapan atas tawaran Yesus yang menjanjikan kelepasbebasan.
Hal itu senada dengan tugas pengutusan MSF yang tercantum dalam Konstitusi no 2 bahwa MSF hadir untuk mengabdikan diri pada Gereja–gereja yang belum ada dan tidak lagi dapat hidup.
Bermuara di Kalvari
Sementara, Bapak Uskup KAS Mgr Rubiatmoko dalam kotbahnya mengingatkan tujuan karya Yesus yagg bermuara ke Golgota atau Kalvari. Artinya, berani menderita sebagaimana Yesus alami sebagai puncak karya pewartaan.
Siap mengikuti Yesus kemana Yesus pergi merupakan bentuk keteguhan dan konsistensi diri. Menjadi imam di zaman sekarang dihadapkan oleh banyak tantangan dan tawaran.
Namun, diharapkan kedua diakon untuk tetap setia mengikuti Yesus. Mengikuti Yesus bukan untuk mencari kenikmatan diri, keuntungan diri, melainkan untuk memberikan diri demi kepentingan banyak orang dan keselamatan umat manusia.
Perlu sikap lepas bebas, ketidaklekatan dan sikap keteguhan hati dalam mengikuti Yesus. Karena pembentukan dari kedua sikap itu menjadi tuntunan yang akan mengarahkan pada pencarian kehendak Yesus yakni menghadirkan kerajaan Allah.
Kerajaan Allah untuk diri sendiri dan Kerajaan Allah untuk orang yang dilayani. Itulah motivasi dari tujuan seorang imam.
Di akhir kotbahnya, Bapa Uskup meminta umat untuk mendoakan kedua neomis yang ditahbiskan agar dimampukan tekadnya untuk setia mengikuti Yesus.
Lancar
Puji syukur segala prosesi tahbisan imam MSF berjalan dengan hikmat dan lancar. Dalam kesempatan sambutan Romo Ivan MSF bersama Rm Eko,MSF bersyukur atas rahmat tahbisan yang diterimakannya, meskipun di tengah pandemi dengan perayaan yang penuh pembatasan (sosial distancing).
Namun semangat misioner terus berkobar dan terus mengemakan semangat untuk menjadi imam yang ugahari: suci dan mahir sebagaimana teladan Pater Jean Berthier MS.
Dalam akhir sambutan kedua romo baru mengajakan umat untuk menyanyi lagu Jesus Christ, You are My Life.
Kedua romo baru ini mendapatkan surat penugasan dari Uskup Agung Semarang Mgr Rubiatmoko Pr di paroki berbeda.
Rm Ivan MSF mendapat tugas baru menjadi romo vikaris di Paroki Hati Yesus Mahakudus, Purwodadi. Sementara Romo Eko MSF mendapat tugas baru menjadi romo vikaris di Paroki Paulus Miki, Salatiga.
Sebagai berakhirnya Perayaan Ekaristi, tahbisan imam, kedua romo baru memberikan berkat pengutusan secara meriah kepada seluruh umat yang mengikuti perayaan misa.