
Puncta 22 Februari 2025
Pesta Tahta St. Petrus, Rasul
Matius 16: 13-19
TAHTA adalah lambang kekuasaan. Siapa yang bertahta dialah yang punya kekuasaan. Tidak heran bila sebuah tahta diperebutkan banyak orang sampai berdarah-darah. Dari zaman dahulu sampai sekarang tahta selalu menjadi rebutan.
Zaman modern ini rebutan tahta diatur dalam sebuah sistem demokrasi yakni pemilihan umum. Kita masih ingat bagaimana orang berebut kekuasaan dalam pemilu kemarin. Kalau tidak diatur, rebutan tahta bisa sewenang-wenang dan brutal.
Masih ingat kisah Ken Arok, penguasa Singasari yang merebut tahta dari Tunggul Ametung dengan keris Mpu Gandring? Perebutan kekuasaan di Singasari merenggut tujuh nyawa sebagai kutukan dari Mpu Gandring kepada Ken Arok yang haus akan kekuasaan dan perempuan.
Tahta memang menggiurkan banyak orang. Tahta yang disalahgunakan bisa menyengsarakan. Tetapi tahta yang digunakan dengan baik dan bertanggungjawab bisa menyelamatkan dan membawa kemaslahatan.
Hari ini kita memperingati Tahta Santo Petrus. Kedudukan ini juga menggiurkan para murid. Buktinya mereka pernah memperebutkan siapa yang terbesar di antara mereka.
Lalu Yesus menyatakan, siapa yang ingin menjadi terbesar hendaklah dia menjadi pelayan bagi semua.
Kedudukan atau tahta itu adalah sarana untuk melayani. Semakin tinggi kedudukan seseorang, semakin berkuasa, maka semakin besar pula kesempatan melayaninya. Petrus dipilih oleh Yesus untuk menjadi penatua bagi yang lainnya.
Yesus berkata, “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”
Petrus dan para penggantinya adalah pelayan dari para pelayan. Paus menyebut dirinya “Servus Servorum.” Yesus menghendaki kepemimpinan adalah pelayanan, bukan kekuasaan. Menjadi pemimpin berarti siap sedia untuk melayani sesamanya.
Sudahkah kita menjalankan perutusan untuk melayani, bukan menguasai?
Naik perahu menuju ke Pesaguhan,
Singgah di dermaga membeli ikan.
Kekuasaan itu hanya titipan Tuhan,
Gunakan untuk mencipta kebaikan.
Wonogiri, bukan berkuasa, tetapi melayani
Rm. A. Joko Purwanto, Pr