Home BERITA Tantri Moerdopo: Nyaleg Dapil I Kota Semarang, Perjuangkan Kesejahteraan Bersama melalui Panggung...

Tantri Moerdopo: Nyaleg Dapil I Kota Semarang, Perjuangkan Kesejahteraan Bersama melalui Panggung Legislatif (2)

0

DARAH politik yang sudah dirintis oleh JB Moerdopo itu kini ingin diteruskan oleh Tantri Moerdopo, anak kandung Ny. Budi Praminowati Moerdopo. Salah satu pemicunya adalah “sejarah” keluarga Moerdopo itu sendiri. Yang sungguh punya perhatian besar kepada sesama.

Tantri Moerdopo, caleg Dapil I Kota Semarang untuk kursi legislatif anggota DPRD I Provinsi Jateng. (Ist)

Ingatan kuat penulis mengatakan, hal itu benar-benar telah dipraktikkan oleh pasutri almarhum JB Moerdopo dan isterinya almarhumah Ny. Anthonia Sri Putrantri. Untuk dan demi banyak orang. Termasuk untuk Gereja; melalui lembaga pendidikan calon imam: seminari.

Kurun waktu 4,5 tahun pernah tinggal di Seminari Mertoyudan mencatat bahwa pasutri Moerdopo dari Jl Narada, Jakarta Pusat, itu telah “berbuat banyak” untuk seminari dan para murid sekolah khusus calon imam ini. Kisah Molly Paher itu sedikit banyak menjadi bukti atas “klaim” sejarah kolektif yang sangat personal ini.

Bagi Tantri Moerdopo yang kini ingin meneruskan garis politik eyang kakungnya, semangat murah hati itu ingin dia tambahi dengan catatan penting: ingin melayani sesama dengan sepenuh hati.

“Layanilah dengan sepenuh hati. Entah kenapa, bisikan kecil itu selalu muncul tiap saya mencoba melangkah untuk mengambil tugas atau tanggungjawab apa pun,” tulis Tantri Moerdopo menjawab Sesawi.Net awal pekan ini.

Murah hati dan ingin mengabdi (serviam)

Semangat murah hati dan jiwa kedermawanan itu mengalir kuat dari keluarga besar Moerdopo. Cinta kepada bangsa dan Gereja juga sudah diwariskan oleh eyangnya JB Moerdopo.

JB Moerdopo, alumnus Seminari Mertoyudan tahun angkatan 1950 yang malah melintang di Golkar. ia adalah eyang kakung Tantri Moerdopo yang kini nyaleg untuk kursi legislatif DPRD I Provinsi Jateng dari Dapil I Kota Semarang.

Namun, Tantri masih ingin menggenapinya dengan semangat “Serviam” yang berarti “saya akan mengabdi”.

Motto Serviam ini didapat Tantri dari sekolahnya: TK, SD, SMP, dan SMA Sancta Ursula Jakarta yang di bulan Januari 2024 lalu genap merangkai usia 165 tahun.

Serviam logo Ordo Sancta Ursula (OSU)

“Ketika sebagian orang mungkin menganggap motto tersebut hanya sekadar kata penyemangat, bagi saya pribadi itu motto ‘Serviam‘ itu merupakan janji personal saya untuk bisa melayani Tuhan, Gereja, negara, dan bangsa.

Juga untuk keluarga. Dilakoni dengan penuh ketaatan, kasih, dan komitmen teguh dan setia,” jawab Tantri Moerdopo menjawab Sesawi.Net, Kamis 8 Februari 2024.

Darah politik itu akan dijalani Tantri Moerdopo di lembaga legislatif Provinsi Jawa Tengah. Dengan nyaleg sebagai anggota DPRD Tingkat I Provinsi Jateng sebagai calon dari Partai Nasdem.

Loh kok tidak mengikuti “jalur sejarah” eyang kakungnya JB Moerdopo misalnya nyaleg dari Partai Golkar?

“Lantaran karier profesional saya sebagai wartawan dan anchor televisi terjadi di Metro TV,” jawab Tantri sedikit ngakak.

Harap ingat, Metro TV itu miliknya Surya Paloh, pendiri Partai Nasdem.

Para murid Sekolah Sancta Ursula Jakarta membawa panji-panji sekolah jelang ekaristi syukur menandai pesta 165 tahun lembaga pendidikan binaan para Suster Ursulin. (Sesawi/Net/Ping)
Kelompok musik orkestrasi pengiring perayaan ekaristi syukur menandai acara pesta 165 tahun lembaga pendidikan Sekolah Sancta Ursula Jakarta, 18 Januari 2024. (Sesawi Net/Ping)

Tanggungjawab sepenuh hati

Bukan namanya Tantri Moerdopo sebagai cucu eyang JB Moerdopo dan keponakan langsung Romo Adji Prabowo Pr, kalau nilai-nilai moral kristiani tidak dia hayati sebagai warga Gereja yang baik.

“Sebagai seorang Katolik, sejak kecil saya terbiasa diajari eyang kakung dan puteri serta orangtua untuk selalu tertib melakukan segala sesuatu dengan rasa tanggungjawab dan sepenuh hati. Ajaran ini semakin terbentuk dan menjadi semangat personal, begitu saya memasuki usia sekolah.

Serviam yang artinya ‘Saya ingin mengabdi’ adalah motto Sekolah Sancta Ursula, Kini, serviam itu sudah sebegitu melekatnya di benak dan hati saya,” terang Tantri Moerdopo serius.

“Maka, semata-mata untuk menepati janji ingin melayani sesama dengan sepenuh hati itulah, maka saya kemudian memberanikan diri menerima ‘pinangan’ Partai Nasdem untuk dicalonkan menjadi anggota legislatif dari Dapil I Kota Semarang,” jelasnya.

Biara Susteran OSF Semarang di Gedangan zaman baheul. (Sesawi.Net/Dok OSF Semarang)
Dari Jl. Ronggowarsito di pinggir Gereja Santo Yusup Paroki Gedangan Semarang, beginilah penampakan gagah nan indah bangunan depan Kapel Biara St. Fransiskus Susteran OSF Gedangan di kawasan wilayah Kota Lama Semarang, Jawa Tengah. (Mathias Hariyadi)

Mencoba memahami Semarang

Meski lahir dan besar di Jakarta, namun ke-Jawa-an Tantri Moerdopo tetap saja masih sangat kental. Nilai-nilai budaya Jawa ini sungguh dipelihara oleh keluarga besar Moerdopo.

Endang Moerdopo, sang tante misalnya, sejak masih remaja sudah dikenal luas sebagai penari tradisional Bali dan Jawa, selain juga pernah menjadi mayorette drumband SMA Sancta Ursula tahun 1980-an. Semua tante masih halus bisa ngomong bahasa Jawa Krama Inggil, walau lahir, besar, dan sekolah di Jakarta.

Semarang rupanya menjadi kota bersejarah bagi keluarga Moerdopo.

Kata Tantri, eyang kakung dan mbah puterinya itu mengawali sejarah kiprah berpolitiknya di Jawa Tengah; khususnya dari Kota Semarang, Ibukota Provinsi Jateng.

“Eyang kakung dan mbah puteri Moerdopo pernah bercerita kepada saya cucunya bahwa mereka itu dulu memulai karier berpolitik dari Semarang ini,” kenang Tantri.

Karenanya, ia mengaku senang boleh nyaleg di Semarang, kota “bersejarah” bagi keluarga besar Moerdopo.

Ilustrasi: Lawang Sewu di Semarang (Mathias Hariyadi)

“Apalagi,” kata dia, “Semarang yang menjadi Ibukota Provinsi Jawa Tengah ini adalah kota sangat multikultural. Masyarakatnya dikenal sangat ramah terhadap aneka keberagaman suku, budaya, agama, dan keyakinan religius. Semangat pluralisme inilah yang mendasari keinginan saya untuk berusaha mengenal lebih baik tentang apa dan bagaimana Kota Semarang ini. Sekaligus juga ingin memahami masyarakatnya,” terangnya.

Meski nyaleg dari Kota Semarang, tandas Tantri, ia mengaku masih harus banyak belajar untuk lebih intens lagi mengenai Semarang. Untuk misi inilah, selama setahun terakhir ini Tantri lalu memutuskan pindah rumah ke Semarang.

“Saat ini, saya sudah menjadi warga umat Gereja Santo Mikael Paroki Semarang Indah,” terang Tantri yang sejak tahun 2010 mulai berkecimpung di panggung media massa elektronik televisi dan menjadi figur public speaking.

“Sampai saat ini, saya masih berprofesi sebagai news anchor Metro TV dan menjadi konsultan komunikasi di berbagai tempat,” papar alumnus prodi S-1 Sosiologi UI dan S-2 Kebijakan Publik di School of Government and Public Policy (SGPP).

Tantri Moerdopo dengan gaya elegan nangkring bersama dua narasumber di sebuah acara talkshow besutan Metro TV dengan latar belakang sebuah kegiatan publik. (Dok. Tantri Moerdopo)
Tantri Moerdopo tampil di ruang studi pemberitaan Metro TV dalam sebuah rubrik diskusi masalah kesehatan. (Dok. Tantri Moerdopo)

Visi dan tiga misi

Tentang rencana masa depannya sebagai caleg DPRD I Provinsi Jateng, Tantri menyebutkan passion-nya.

“Saya punyai ketertarikan sangat kuat terhadap isu jender, good governance, dan pendidikan. Ketiga hal inilah yang menjadi fokus utama saya dalam merancang visi dan misi sebagai calon legislatif DPRD Jawa Tengah Dapil I Kota Semarang,” jawabnya kepada Sesawi.Net.

“Visi saya adalah mewujudkan masyarakat yang berbudaya pendidikan, berdaya saing, dan inklusif. Sebagai penerima beasiswa pendidikan, hati saya selalu menginginkan semua orang memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya,” tandas Tantri Moerdopo kepada Sesawi.Net.

Ilustrasi: Mengajari semua murid yang belajar di sekolah-sekolah Yayasan Kanisius untuk berdoa. (FX Juli Pramana)

Untuk mewujudkan visi tersebut, ada tiga misi utama yang sedang dia lakukan, yakni:

  1. Memberikan akses seluas-luasnya untuk masyarakat Jawa Tengah, khususnya Kota Semarang atas pendidikan berkualitas, yang meliputi sumber daya pendidik, perangkat, fasilitas, maupun perbaikan gizi anak usia sekolah.
  2. Meningkatkan kualitas pendidikan dalam upaya peningkatan Rata-tata Lama Sekolah (RLS) dan Harapan Lama Sekolah (HLS) di Jawa Tengah; khususnya Kota Semarang. Dengan mendorong kemudahan akses beasiswa pendidikan tanpa syarat untuk jenjang pendidikan tingkat dasar sampai tinggi, melalui system informasi dan pendataan terpadu hingga tingkat RT/RW.
  3. Mewujudkan masyarakat Jawa Tengah, khususnya Kota Semarang, yang berdaya saing melalui peningkatan pendidikan dan pelatihan vokasi, pemanfaatan inovasi dan IPTEK, serta akses untuk mendapatkan pendidikan terbaik yang terjangkau.

“Visi dan tiga misi tersebut itu merupakan upaya terbaik yang bisa saya lakukan untuk memberikan pelayanan kepada Tuhan, Gereja, dan masyarakat,” kata Tantri Moerdopo menjawab Sesawi.Net.

Model pembelajaran di Sekolah Mangunan yang dikelola oleh Yayasan Dinamika Edukasi Dasar (YDED) milik Keuskupan Agung Semarang. Sekolah Mangunan adalah karya pendidikan warisan almarhum Romo Ir. Mangunwijaya Pr. (Paulus Nugroho Wisnu’/Sesawi.Net)
Tantri Moerdopo tengah melakukan wawancara dengan Uskup KAJ Ignatius Kardinal Suharyo. (Dok. Tantri Moerdopo)

Bersama warga dan umat

Menurut Tantri Moerdopo, tanggungjawab mengemban visi dan misi di atas itu tentu akan terasa berat jika harus dia jalani sendiri. “Namun, dengan dukungan segenap umat Katolik di seluruh Kota Semarang, maka segala sesuatunya tentu akan terasa lebih mudah,” demikian harapan Tantri.

Untuk itulah, tambahnya, dengan segenap kerendahan hati, sebagai bagian dari komunitas Katolik dia sungguh berharap boleh mendapatkan dukungan terbaik dari seluruh umat Katolik di Kota Semarang.

“Apa yang berasal dari umat tentu akan kembali ke umat. Semoga kebaikan selalu menyertai kita semua. Berkah Dalem,” ujar Tantri Moerdopo menyudahi obrolan panjang dengan Sesawi.Net di pekan terakhir sebelum hari coblosan pileg dan pilpres Februari 2024. (Selesai)

Baca juga: Tantri Moerdopo: Jadi Wartawan dan News Anchor TV, Modal Penting Serap Aspirasi Publik (1)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version