Terbatasnya Kemampuan Manusia

0
1,097 views

“Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.” (Yoh 16, 12)

RADAR Banyumas hari ini memuat berita tentang sepasang suami isteri yang berusaha membunuh diri, yakni dengan membakar diri dan rumahnya. Beruntung bahwa usaha tersebut bisa digagalkan dengan bantuan warga setempat. Keduanya masih bisa ditolong dan baru sebagian perabotan rumah yang terbakar. Alasan bagi mereka untuk membakar diri adalah ketidakmampuan untuk menanggung beban hidup keluarga.

Usaha untuk bunuh diri sering terjadi dalam diri banyak orang dengan cara yang berbeda-beda. Peristiwa seperti ini menunjukkan bahwa setiap orang tentu mempunyai beban hidup, entah ringan atau berat, banyak atau sedikit, mudah atau sulit untuk diselesaikan.

Selain itu, peristiwa seperti ini juga menunjukkan bahwa kekuatan dan kemampuan manusia itu sungguh terbatas. Manusia memang bertulang dan berotot, sehingga kuat untuk berdiri, bergerak dan hidup. Bahkan banyak orang melatihnya secara teratur dengan olah raga, fitnes atau cara lain agar daya tahannya tetap prima. Namun demikian, kekuatan manusia tetap terbatas. Ada sekian banyak beban hidup yang memang berat, sehingga mereka tidak mampu memikul atau menanggungnya.

Selain itu, setiap orang juga memiliki banyak kemampuan untuk berpikir, berkata-kata, bertindak atau berbuat sesuatu. Banyak orang dengan tekun dan rajin mengembangkan kemampuannya dengan belajar, membaca, berguru atau dengan cara lain. Banyak orang mempunyai kemampuan luar biasa dalam ilmu, pengetahuan atau ketrampilan tertentu. Mereka mendapatkan penghargaan, pujian atau anugerah. Namun demikian, kemampuan manusia pun terbatas. Ada banyak hal yang sering tidak bisa dimengerti, dipahami dan dilakukan.

Para murid Yesus pun demikian. Kekuatan dan kemampuan mereka terbatas, sehingga ada banyak ajaran-Nya yang belum bisa dipahami atau dipikulnya. Kasih adalah ajaran sederhana, namun merupakan hal utama. Ajaran yang sederhana itupun sungguh sulit untuk dipahami, apalagi harus dilakukan. Betapa banyak murid yang gagal untuk menghayatinya. Di sinilah pentingnya Sang Penolong yang dijanjikan-Nya bagi kita.

Teman-teman selamat pagi dan selamat berkarya. Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here