Terima Kasih Bu Guru Sujarwati

0
443 views
Sujarwati bersama guru-guru SD Kanisius Mlese, Klaten, Kamis (21/4/2021). Foto : Tuty Yahya/Sesawi.net

Sinar matahari yang terik tak menyurutkan niat para guru dan siswa SD Kanisius Mlese untuk berkunjung ke rumah Ibu Guru Sujarwati di Desa Mlese, Klaten, Jawa Tengah, Rabu, (21/04/2021). Bersama sang Kepala Sekolah, Lukas Triyanta, para guru mengunjungi senior mereka yang telah empat puluhan tahun mengabdi menjadi pendidik.

Bagi para guru SD Kanisius Mlese, Sujarwati adalah Kartini yang berjasa tak hanya untuk sekolah, tetapi juga untuk mereka sebagai pribadi. Karena itu, tepat kalau mereka mengunjunginya demi memperingati Hari Kartini. Perjuangannya sebagai seorang pendidik hingga pensiun di tahun 2009 telah memberi warna bagi perkembangan sekolah. Bahkan hingga 2014, Sujarwati masih setia menyambangi sekolah di Dukuh Sragon untuk membantu mengajar kelas 1.

Pilihan Hidup
Profesi guru telah menjadi pilihan hidup putri dari Almarhum Y Maryadi Sastro Martoyo (carik Desa Mlese di tahun 60-an) sejak tahun 1968. Kesetiaan dan teladannya pula, membuat salah seorang muridnya, Lukas Triyanta, mengikuti jejak perempuan tangguh ini menjadi guru hingga kini menjadi Kepala Sekolah SD Kanisius Mlese.

Ra isoh isoh nulis [ Jawa : susah untuk bisa menulis ],”ujar Sujarwati sambil tertawa ketika mengingat Lukas yang waktu itu dianggap sulit saat diajari menulis sehingga rambutnya sering kena jenggit ( Jawa : ditarik ). Tak heran, bagi pria yang gemar membaca buku ini, kisah masa sekolah menjadi kenangan yang tak terlupakan hingga sekarang. Sujarwati adalah salah satu sosok penting yang tak bisa dilepaskan dari sejarah perjalanan hidup dan kariernya.

Begitu juga, guru-guru lain yang pernah membimbingnya saat masih duduk di bangku sekolah. Mereka semua, termasuk Sujarwati adalah sosok-sosok yang berjasa mengantar Lukas hingga menjadi seorang guru. Karena itu, ketika ada kesempatan bertemu dengan mantan gurunya itu, pria yang gemar membaca ini mengungkapkan rasa terima kasihnya.

“Terima kasih Bu Jar atas pendampingannya secara pribadi kepada saya. Bu Jar telah mengajari saya membaca dan menulis dengan penuh kesabaran. Dan sekarang, saya bisa meneruskan mimpi Bu Jar untuk mengembangkan SD Kanisius Mlese,”ujar Lukas kepada gurunya saat berbincang-bincang dengan gurunya itu.

Karena itu, kunjungan yang diberi judul “Sowan Bu Jar” ini merupakan momen perjumpaan yang sangat mengesankan. Dua generasi yang berbeda tetapi berkarya di bidang yang sama bertemu. Reunian antara Lukas dengan sang guru, lulusan SPG Stella Duce Yogyakarta siang itu menjadi ajang silaturahmi yang mengharukan sekaligus menggembirakan.

Panas matahari yang menyengat, terlupakan sudah, saat kerinduan untuk berjumpa dengan Sujarwati terpenuhi. Mereka puaskan pertemuan itu dengan berbagai cerita dan bincang-bincang santai dalam suasana kekeluargaan. Cerita panjang lebar tentang lika-liku masa lalu saat menjadi guru memberi inspirasi bagi para guru dan murid yang hadir. Semuanya antusias mendengarkan serta menyimak setiap detail cerita. Guyonan segar sesekali terdengar, membuat kebersamaan ini terasa makin erat.

Di lain sisi, wajah sumringah tampak dari raut muka Bu Sujarwati. Kegembiraan dan rasa bangga tampak dari wajahnya yang bersemangat dalam berkisah. Jerih lelahnya tidak sia-sia. Perjuangannya berbuah manis. Setelah puluhan tahun berlalu, kerja kerasnya telah melahirkan generasi-generasi penerus yang juga berjuang di ranah yang sama, dunia pendidikan.

Lukas berharap, kunjungan ini memberi semangat dan inspirasi bagi guru-guru dan murid yang ikut kunjungan sehari ini. Apalagi sebagian besar mereka pernah mendapat bimbingannya saat masih duduk di bangku sekolah. “Bu Sujarwati telah memberi semangat bagi kami semua, memberi baterai yang menyuntik energi luar biasa bagi kami,”ujar Lukas.

Berlayar Mengibarkan Bendera
Sujarwati telah menjadi teladan bagi Lukas dan guru-guru yang berkunjung. Sekarang, guru kawakan ini sudah menikmati masa purnabakti setelah 4 dasa warsa lebih mengabdikan diri. Tugas dan tanggung jawab sebagai kepala sekolah SD Kanisius Mlese pernah juga disampirkan di pundaknya. Saat ini, tongkat estafet ada di tangan Lukas sebagai nahkoda untuk membawa kapal SD Kanisius Mlese terus berlayar dan mengibarkan bendera.

Untuk melanjutkan mimpi-mimpinya, maka Lukas bertekad selalu menyemangati diri dan koleganya agar seluruh komunitas SD Kanisius Mlese dapat mempersembahkan karya nyata, yang berdampak positif dan memberi manfaat bagi masyarakat. “Semoga motto sekolah kami “Semangat Njenggirat Kanggo Nguripi Urip” menyala juga dalam batin kami para guru dan murid,”ujar Lukas.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here