Terjemahan tak Tepat, Paus Wacanakan akan Ubah Teks Doa “Bapa Kami”

0
5,011 views
Perempuan berdoa (Ilustrasi/Ist)

DOA Bapa Kami –satu-satunya teks rumusan doa yang diajakan Yesus— kepada para murid-Nya dan kemudian diwariskan Gereja kepada segenap umat katolik sedari dulu hingga sekarang rupanya menyimpan ‘rumusan terjemahan’ yang kurang pas.

Karena itu, Bapa Suci Paus Fransiskus pada hari Rabu (6/12/17) lalu telah merilis wacana kalau teks doa itu perlu direvisi agar segenap umat katolik sedunia tidak mengucapkan ‘rumusan doa’ yang kurang tepat.

Wacana mengenai keinginan melakukan revisi atas rumusan teks doa itu diungkapkan oleh Paus Fransiskus di Vatikan sejak Kamis (6/12/17) lalu kepada TV2000, sebuah saluran televisi Katolik di Italia yang kemudian beritanya dilansir oleh jaringan media internasional.

Rumusan teks yang kurang tepat

Menurut beberapa laporan media internasional, rumusan teks yang kurang tepat itu mengacu pada kalimat doa yang oleh semua orang Katolik selalu diucapkan ketika berdoa Bapa Kami memohon agar: lead us not into temptation” yang  dalam terjemahan bahasa Indonesia berbunyi janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan”.

Rumusan teks ini, demikian kata Paus sebagaimana dilansir oleh jaringan media internasional kemarin, memberi nuansa seakan-akan Tuhan itu punya kuasa  untuk ‘mendorong’ (kita) masuk dalam percobaan.

Padahal, makna sesungguhnya sebagaimana yang dimaksudkan dalam naskah aslinya tidak persis seperti itu.

Dalam sebuah wawancara dengan media televisi Italia hari Rabu lalu itu, Paus Fransiskus yang kini berusia 80 tahun itu berucap bahwa teks rumusan doa Bapa Kami yang sekarang ini ada dan sering kita doakan dalam setiap kesempatan itu tidak pas benar.

“Teks itu bukan hasil terjemahan yang baik, karena teks itu bicara tentang bagaimana Tuhan mendorong ke arah pencobaan.”

Menurut Paus, otoritas Gereja Katolik di Perancis sudah berinisiatif terlebih dahulu merevisi rumusan teks doa yang dianggap kurang pas tersebut dan kemudian menggantinya dengan rumusan teks yang baru dan lebih tepat-pas sesuai naskah aslinya sebagaimana dulu diajarkan oleh Yesus kepada para murid-Nya.

“Mereka sudah merevisi rumusan teks doa itu dengan kalimat yang berbunyi  dan jangan biarkan kami jatuh ke dalam pencobaan’,” demikian Paus Fransiskus.

Mengapa begitu?

“Itu karena kita sendirilah yang telah jatuh ke dalam pencobaan, dan bukan Tuhan yang telah mendorong dan kemudian menyaksikan kita telah jatuh ke dalam pencobaan,” kata Sri Paus.

Dengan demikian, sesuai dengan cara pikir teks hasil revisi Gereja Katolik di Perancis itu, maka rumusan teks baru yang dianggap lebih pas itu mestinya menggunakan kalimat yang berbunyi sebagai berikut: Jangan biarkan kami jatuh dalam pencobaan.”

Menurut “KWI”-nya Perancis,  rumusan teks doa Bapa Kami yang baru itu sudah mendapat persetujuan Vatikan sejak Juni 2013. Setelah mendapat lampu hijau dari Kongregasi  –semacam Kementerian—untuk Peribadatan Suci dan Aturan tentang Sakramen-sakramen, maka otoritas Gereja Katolik Perancis lalu merilis teks rumusan doa Bapa Kami yang baru ini pada tanggal 3 Desember 2017, hari dimana Gereja Katolik memulai Masa Adven sekaligus mengawali Tahun Liturgi anyar.

Dengan demikian:

  • Teks rumusan doa yang baru itu berbunyi: Ne nous laisse pas entrer en tentation.
  • Sedangkan teks lama berbunyi: Ne nous soumets pas à la tentation.”

Mereka yang paham bahasa Perancis akan bisa membedakan nuansa makna dari dua kata berbeda yakni laisser dengan soumetre quelque chose à quelqu’un.

Nah, dalam bahasa Indonesia pun, kita bisa merasakan bahwa nuansa makna sebuah kalimat akan berbeda atas dua rumusan teks seperti ini:

  • “Dan jangan masukkan kami ke dalam pencobaan.”
  • “Dan jangan biarkan kami jatuh ke dalam pencobaan.”

Tiga kali proses terjemahan

Menurut Paus Fransiskus, teks rumusan doa yang kurang tepat dan pas itu merupakan hasil terjemahan dari naskah Kitab Suci “Vulgata” berbahasa Latin.

Teks Vulgata ini merupakan hasil terjemahan dari teks Kitab Suci berbahasa Yunani Kuno dan itu pun juga merupakan  hasil terjemahan dari teks bahasa Aram – jenis bahasa sehari-hari yang dipakai oleh Yesus dan segenap orang Israel pada zamannya.

Doa Bapa Kami yang sekarang ini ada dan hingga kini  masih kita pakai sebagai rumusan teks yang dianggap baku adalah hasil terjemahan dari teks berbahasa Latin.

Dalam bahasa Inggris, teks doa Bapa Kami yang masih dianggap baku dan belum ada sentuhan ‘modifikasi’ revisi sebagaimana diwacanakan oleh Paus berbunyi sebagai berikut”

 Our Father

Our Father who art in Heaven
Hallowed be thy name;
Thy kingdom come
Thy will be done
On earth as it is in heaven

Give us this day our daily bread;
And forgive us our trespasses
As we forgive those who trespass against us
And lead us not into temptation
But deliver us from evil
Amen.

Sumber: BBC, CNA.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here