Puncta 23 April 2025
Rabu Oktaf Paskah
Lukas 24: 13-35
ADA banyak orang mengalami kehilangan harapan. Mereka putus asa menghadapi persoalan hidup dan masa depan yang sangat gelap.
Hal ini telah dialami oleh ribuan karyawan PT Sritex di Sukoharjo, Jateng -dekat Solo- yang dirumahkan.
Mereka mengalami kebingungan dan putus asa. Apalagi menjelang lebaran aneka kebutuhan pokok melambung tinggi. Sedangkan pesangon tidak segera dicairkan.
Mereka harus menghidupi keluarga. Harapan yang melambung tinggi akhirnya terpuruk oleh pepesan kosong.
Sebelumnya mereka berharap pada janji pemerintah yang mengatakan bahwa tidak akan ada PHK. Ternyata janji tinggal janji.
Orang Jawa bilang, “Esuk dhele sore tempe.” Pemimpin yang “mencla-mencle” tidak dapat dipercaya.
Banyak orang mengalami kekecewaan menghadapi realita hidup. Slogan “Indonesia Gelap” menunjukkan apa yang diharapkan masyarakat tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi.
Situasi kekecewaan, putus asa dan muram itulah yang sedang dialami dua orang murid yang pulang ke Emaus. Mereka mempunyai harapan tinggi terhadap Yesus. Mereka berharap Yesus bisa membebaskan Israel dari penindasan Romawi.
Tetapi harapan itu kandas karena Yesus mati di kayu salib. Mereka putus asa. Mereka pulang kampung dengan muka muram. Bahkan mereka dinilai sebagai orang yang bodoh dan lamban hati.
Yesus datang menemani perjalanan mereka. Yesus menjelaskan bahwa Mesias harus menderita semua itu untuk menyelamatkan seluruh bangsa.
Ia juga menjelaskan isi kitab suci yang menubuatkan tentang Mesias. Mereka sedikit mengalami pencerahan.
Ketika dalam perjamuan (Ekaristi) Yesus memecah-mecah roti, mereka baru tersadar bahwa Yesus sejak tadi berjalan bersama mereka; menemani, menuntun, membimbing langkah mereka.
Dalam Ekaristi, Tuhan hadir menguatkan para murid yang putus asa dan sedih. Kita tidak berjalan sendirian.
Tuhan senantiasa hadir di tengah kesulitan dan keputusasaan. Marilah kita tetap terbuka terhadap kehendak-Nya. Tuhan hadir dalam peziarahan hidup kita. Kita tidak berjalan sendiri.
Indonesia sedang gelap gulita,
Di langit ada matahari kembar tiga.
Kalau kita gagal dan putus asa,
Cari teman yang bisa diajak bicara.
Wonogiri, jangan putus asa, Tuhan selalu ada.
Rm. A. Joko Purwanto, Pr