Tidak Menyembah Maria, namun Menghormatinya

0
476 views
Lukisan Maria koleksi Museum Bunda Segala Suku di MCI.

Bacaan 1: Why 11:19a; 12:1-6a. 10ab
Bacaan 2: 1Kor 15:20 – 26
Injil: Luk 1:39 – 56

SAAT Bunda Maria mendapat kabar sukacita bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus maka ia berbagi sukacita kepada sepupunya, Elizabeth. Kitab Lukas hanya menyebut rumah Elizabeth di sebuah kota Yehuda. Beberapa penafsir meyakini kota itu adalah pegunungan Hebron yang jaraknya sekitar 130 km (jauh).

Bunda Maria mengandung bayi Yesus, sehingga posisinya bisa disejajarkan sebagai “Tabut Perjanjian” yang baru. Wadah yang digambarkan dalam Alkitab berisi loh-loh Batu di mana tertulis Sepuluh Perintah Allah, tongkat Harun, dan roti manna. Merupakan tempat di mana Allah bertemu dengan umat-Nya, tanda kehadiran Allah di antara umat Israel.

Zakharia mendapat janji bahwa anaknya (Yohanes Pembaptis) akan penuh dengan Roh Kudus. Saat Maria memberi salam kepada Elizabeth dan anak dalam rahimnya melonjak kegirangan maka janji itu terpenuhi, Yesus telah memberikan Roh Kudus kepada Yohanes dan ibunya, Elizabeth. “Ketika Elisabet mendengar salam dari Maria, anak di dalam kandungannya melompat dan Elisabet dipenuhi Roh Kudus”.

Selanjutnya Maria menyanyikan kidung yang sering kita kenal sebagai magnificat (kantata) sebagai balasan atas salam yang diberikan oleh Elizabeth.

Peristiwa ini melambangkan permuliaan Yesus kelak, saat Ia memberikan Roh Kudus kepada setiap orang, memberi kehidupan bagi orang percaya.

Seperti disampaikan dalam peneguhan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, bahwa Kebangkitan-Nya adalah suatu janji serta harapan bagi semua orang mati.

Sebagai yang sulung dalam kebangkitan orang mati, kebalikan dari Adam yang membawa kematian bagi setiap orang akibat dosa asal yang telah dibuatnya.

Yohanes sebagai penulis Kitab Wahyu, tidak pernah mengidentifikasi bahwa perempuan berselubungkan matahari menunjuk pada identitas tertentu (apalagi Maria) namun lebih kepada simbolik kemuliaan Allah (berselubung matahari).

Penekanannya menunjuk bahwa peperangan antara kejahatan yang diwakili oleh Naga yang menyeret sepertiga bintang dilangit (orang menafsirkan kejatuhan sepertiga malaikat di surga), dengan anak-anak Allah masih terus berlangsung hingga kini.

Perlindungan selama seribu dua ratus enam puluh hari (tiga setengah tahun) menunjukkan angka setengah sempurna (setengah dari angka sempurna, tujuh) alias belum selesai.

Pesan hari ini

Maria adalah “Tabut Perjanjian” yang baru karena rahimnya tempat dimana Allah Putera hadir dan akan menjumpai umat-Nya.

Maria “bukanlah wanita biasa”, dialah ibunda Allah Putera maka pantas saya menghormatinya. Karena keistimewaannya itu saya percaya bahwa dia diangkat ke surga bersama tubuh duniawinya dimana hari ini Gereja Katolik merayakannya.

“Jangan pernah berhenti percaya pada harapan, karena keajaiban terjadi di setiap hari, pakailah maskermu dan tetap jaga jarak.”

Bersatu Melawan Coronavirus

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here