Renungan Harian
Senin, 18 Oktober 2021
Pesta St. Lukas, Penulis Injil
Bacaan I: 2Tim. 4: 10-17b
Injil: Luk. 10: 1-9
SEORANG teman yang bekerja di pemerintahan berceritera bahwa salah satu tugas yang di embannya adalah menjadi tim pendahulu. Ia menjelaskan bahwa apabila ada pejabat akan mengunjungi suatu tempat, maka dia dan timnya akan datang terlebih dahulu ke tempat itu.
Tim ini memastikan kesiapan segala sesuatu di tempat itu, baik dari sisi keamanan, pengaturan tempat, agenda kunjungan dan sebagainya.
Semua harus dipersiapkan dengan teliti.
Apabila semua hal sudah diperiksa dengan teliti dan semua sudah siap, maka pejabat bisa kunjungan ke tempat itu.
Apabila beberapa hal belum siap dan bisa dikejar sebelum hari kunjungan, maka harus segera dibereskan sehingga kunjungan dapat terlaksana.
Namun, apabila ada masalah-masalah yang tidak beres dan tidak dapat diselesaikan pada hari kunjungan. Dan masalah itu amat penting bagi keselamatan pejabat yang akan berkunjung maka kunjungan akan dibatalkan.
Tim pendahulu tugasnya cukup berat dan risiko juga tidak kecil. Tanggungjawab “keberhasilan” kunjungan, keselamatan pejabat yang berkunjung ada pada pundaknya.
Apalagi bila kunjungan pejabat utama dibatalkan maka kekecewaan daerah yang akan dikunjungi ditimpakan kepada tim ini.
Teman saya mengatakan, meski tugas dan tanggungjawabnya cukup berat. Namun dia bangga dan bahagia karena melihat apa yang dilakukan adalah bentuk pengabdian kepada bangsa dan negara.
Sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam injil Lukas, dia bangga dan bahagia karena melihat apa yang dilakukan adalah bentuk pengabdian kepada bangsa dan negara.
Sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Lukas, Yesus mengutus 70 murid untuk mendahului ke tempat-tempat yang akan dikunjungiNya. Kiranya tugas para murid adalah mempersiapkan segala sesuatu agar kunjungan Yesus ke tempat itu memberikan buah bagi masyarakat di situ.
Dengan kata lain, para murid mempersiapkan jalan bagi Yesus. Para murid, meskipun diberi kuasa, namun bukan yang pertama dan utama untuk berkunjung.
Mereka adalah tim yang mempersiapkan.
“Tuhan menunjuk tujuh puluh murid, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahuluiNya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.”
Bagaimana dengan aku?
Apakah aku sebagai utusan telah mempersiapkan jalan untuk Tuhan dan bukan untuk diriku sendiri?