Tindak Kekerasan

0
2,015 views

“Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya, ‘Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?’ Jawab Yohanes kepada mereka, ‘Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu.’”  (Luk 3, 14)

ISTILAH prajurit menunjuk pada tentara, militer atau pasukan yang bertugas menjaga keamanan bangsa, negara atau kerajaan. Mereka mempunyai seragam khusus dan dilatih secara khusus untuk bela negara dan menghadapi musuh atau bahaya yang mengancam.

Karena tugasnya berkaitan dengan masalah musuh, ancaman atau bahaya, maka prajurit tidak lepas dari senjata, pertempuran atau peperangan. Medan hidup dan medan juang yang membentuk prajurit menjadi keras atau sering dikaitkan dengan ‘kekerasan.’

Prajurit merupakan salah satu kelompok orang yang datang kepada Yohanes Pembaptis, selain pemungut cukai dan orang lain yang hidup berkecukupan. Mereka semua bertanya, “Apa yang harus kami perbuat?” Pertanyaan yang mengungkapkan kesediaan untuk mengubah atau memperbaharui diri agar layak menerima kedatangan Mesias.

Kepada prajurit yang datang, Yohanes berpesan agar mereka tidak membiasakan diri berbuat kekerasan, entah merampas atau memeras. Seseorang bisa merubah atau memperbaharui diri dengan meninggalkan sikap atau perilaku yang bercirikan kekerasan.

Pesan ini kiranya tidak hanya relevan bagi para prajurit, tetapi juga aktual dan relevan untuk masyarakat pada jaman ini. Kekerasan masih ada dan selalu terjadi di dalam kehidupan bersama: kekerasan dalam rumah tangga, dalam dunia pendidikan, di tempat kerja, di jalanan dan di tengah masyarakat. Pemerasan, perampasan, penodongan masih saja terjadi di banyak tempat. Ancaman dengan kata-kata, pemecatan maupun senjata tajam pun masih saja terjadi demi sejumlah uang atau harta. Kekerasan tidak hanya terjadi antar orang yang tidak dikenal; tetapi juga bisa terjadi antara kakak dan adik, orang tua dan anak.

Kekerasan macam apa saja yang harus kutinggalkan sebagai bentuk pembaharuan diri? Teman-teman selamat malam dan selamat beristirahat. Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here