Titik Darah Penghabisan

0
265 views
Ilustrasi - Merintis usaha dari nol. (Ist)

MENGAWALI itu jauh lebih mudah daripada memelihara. Yang kedua menuntut orang tekun dan setia. Memelihara dan bertahan membutuhkan stamina yang besar dan terus menerus. Sedang memulai hanyalah sekali.

Hal itu berlaku juga dalam hal beriman. Banyak orang yang berkobar-kobar waktu dibaptis, tetapi dalam hidup sehari-hari untuk mengikuti Yesus menjadi kendur. Sebagian malah meninggalkan Tuhan Yesus, karena terseret oleh suara-suara palsu yang mengaku sebagai kebenaran dan jalan keselamatan.

Jauh-jauh hari Tuhan Yesus berpesan, “Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka.” (Lukas 21: 8).

Dalam hal beriman orang perlu belajar dari Santa Sesilia. Dia tidak hanya memilih Yesus dan percaya kepada-Nya, melainkan bertahan dalam ancaman.

Menghadapi hukuman mati pun dia tidak gentar. Sebelum dieksekusi mati karena menolak menyangkal Tuhan Yesus, dia berdoa, “Semoga hatiku tetap bersih, sehingga aku tidak bingung.”

Kini, banyak orang mengalami kebingungan di tengah zaman yang penuh dengan ajaran atau berita tak benar yang diulang-ulang. Bukankah kebohongan yang diulang-ulang bisa dianggap sebagai kebenaran? Hendaklah menjaga hati tetap bersih supaya tidak bingung.

Santa Sesilia setelah kematiannya diangkat sebagai pelindung para musisi dan koor. Dia menggambarkan hidup sebagai suatu nyanyian. “Hidup itu seperti sebuah nyanyian. Semakin hatimu baik, semakin merdulah hidupmu di hadapan Allah dan manusia.”

Tidak ada seorang pun yang ingin mendengarkan pentas musik yang terhenti di tengah jalan. Semua yang mementaskan musik pun ingin menyajikannya hingga selesai. Jika berhenti di tengah jalan, pertunjukan itu terasa aneh. Mengecewakan.

Demikian juga iman dan perjalanan mengikuti Yesus mesti diselesaikan sampai tuntas.

Tuhan berfirman, “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.” (Wahyu 2: 10c).

Santa Sesilia telah dimahkotai kehidupan abadi, karena dia bertahan hingga titik darah penghabisan.

Selasa, 22 November 2022
Peringatan Santa Sesilia, Perawan dan Martir

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here