Tuhan, Haruskah Aku Membalasnya

0
1,174 views

Membaca bacaan pertama hari ini sangat menyentuh hati nubariku.
FirmanNya membuat nuraniku bergetar dan batinku menangis dihias kebahagiaan.
Dikisahkah Saul dengan penuh amarah mengusung 3000 orang untuk mencari Daud dan
membunuh dia. Ini sangat serius tentunya.

Perhatikan baik-baik sosok Daud.
Ia hanya orang kecil, tak berdaya, sederhana, polos dan lugu.
Ia cuma jadi korban diinjak-injak orang-orang yang berkuasa.
Iman kepercayaannya pada Allah membuat dia mampu melakukan hal-hal besar.

Pengorbanan Daud untuk Saul pun tidaklah kecil. Daud telah mengorbankan nyawanya
saat membantu Saul memenangi peperangan demi peperangan.
Tapi apa yang terjadi?
Tanpa salah, ia dipersalahkan.
Tanpa ingkar, ia dikejar-kejar
Tanpa kejahatan, nyawanya jadi taruhan.
Kebaikannya tidak pernah diindahkan
Ketulusannya malahan menjadi dendam.
Pergorbanannya tak berbalas terima kasih.
PILU, SEDIH, TRAGIS?

Kini, kesempatan untuk membalas dan mengakhiri semua penderitannya, tiba di depan mata Daud.
Nyawa Saul yang tertidur pulas, kini berada di ujung pedang Daud.
Coba rasakan, pikirkan, alami sendiri, kalau kita jadi Daud.

Tetapi satu hal telah terbukti,
INILAH BUKTI keluhuran HATI seorang DAUD, Sang pilihan Tuhan.

Inilah HATI yang membuat Allah jatuh cinta
Ia membalas KEBENCIAN dengan KASIH.
Ia MENGAMPUNI meski DIBENCI.
Ia berkata TIDAK saat jiwanya MELEDAK.
Daud MEMENANGKAN PERTARUNGAN, bukan pertarungannya dengan Saul, tetapi dengan
DIRINYA SENDIRI.

Tuhanku,
Saat aku tidak dihargai
Saat aku dipandang sebelah mata,
Saat harga diriku diinjak-injak
Saat aku jadi korban kekuasaan
Terlebih di saat kesempatan untuk MEMBALAS itu datang,
Bantu aku seperti HambaMu Daud.

Selamat malam
Tuhan memberkati HATIMU.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here