Tuhan Pulihkan Relasi dengan Manusia

0
488 views

Bacaan 1: Am 9:11-15
Injil: Mat 9:14-17

HIDUP bersama Allah adalah hidup dalam kekudusan dan sukacita. Di surga tak ada lagi orang yang berdosa dan sedih, karena semuanya telah dikuduskan oleh Allah.

Ketika Adam dan Hawa melanggar perintah-Nya untuk tidak makan buah terlarang di Taman Eden maka sejak saat itulah dosa masuk ke dalam diri manusia. Akibat yang harus diterima, manusia terusir dan terpisah dari Allah. Manusia tak lagi layak hidup bersama-Nya.

Namun Allah yang adalah kasih tak membiarkan hal itu berlangsung selamanya.

Lewat para utusan-Nya, Allah terus mencoba memperbaiki relasi-Nya dengan manusia meski sering ditolak.

Allah ingin manusia hidup kembali bersama-Nya.

Dalam alkitab, pola bersalah-dihukum-menyesali-bertobat menjadi model pemulihan relasi Allah dengan manusia.

Dalam nubuatnya, Nabi Amos menyatakan bahwa Allah pada waktunya akan kembali memulihkan umat pilihan-Nya, yaitu Israel.

Mereka telah menyelingkuhi-Nya namun akan dipulihkan dan dikembalikan ke negeri yang kemakmurannya melebihi yang pernah mereka rasakan sebelumnya.

“Sesungguhnya, waktu akan datang,..Aku akan memulihkan kembali umat-Ku Israel…”

mereka akan membangun kota-kota yang licin tandas dan mendiaminya; mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan minum anggurnya; mereka akan membuat kebun-kebun buah-buahan dan makan buahnya.

Demikian janji-Nya.

Keterpisahan dengan Allah adalah sesuatu yang harus menjadi keprihatinan umat.

Puasa dimaknai sebagai wujud dari keprihatinan dan pertobatan, inilah yang dimaksudkan Tuhan Yesus saat berdialog dengan murid-murid Yohanes.

“Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”

Dalam pesta perkawinan tentu tak ada suasana sedih.

Hidup bersama Tuhan adalah hidup penuh sukacita selamanya, inilah gambaran kehidupan kekal di surga.

Saat Tuhan Yesus hadir dan tinggal bersama umat-Nya di dunia, harus dimaknai sebagai sukacita.

Maka tidak pantas umat-Nya berpuasa.

Namun lewat puasa pula (prihatin dan bertobat), Tuhan akan memulihkan relasi-Nya yang terputus dengan manusia. Keprihatinan yang dijalani saat Tuhan naik ke surga, akan dipulihkan saat Hari Tuhan tiba.

Pesan hari ini

Tidak selamanya Tuhan marah.

Akan tiba waktunya relasi manusia dengan Tuhan dipulihkan ketika Hari Tuhan tiba. Dan kita selesai menjalani puasa sebagai wujud keprihatinan dan pertobatan.

“Cobalah bersikap baik satu sama lain, mungkin akan menyelesaikan masalah dalam relasimu.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here