Tuhan, Yang Teratas

0
240 views
Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu aku mengasihi-Mu, by Vatican News


WAKTU itu, aku kelas satu SD. Pagi hari teman-temanku perempuan, yang bertugas piket, menyapu halaman sekolah sambil menangis berjamaah. Apa pasal?

Ternyata, guru kami, pak Djapar namanya, hendak pergi meninggalkan kami. Beliau bergabung dengan para sukarelawan untuk ikut berperang merebut Irian Barat dari tangan Belanda. Beliau dipisahkan dari keluarga dan kami.

Hari ini Yesus bersabda bahwa Dia datang, memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah seisi rumahnya (Mat 10: 35-36).

Lebih keras lagi, Dia bersabda, “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.” (Mat 10: 37-38).

Apakah benar Yesus membawa perpecahan dan permusuhan? Kalau membaca seluruh perikop (Mat 10: 34- 11: 1) secara cermat, orang akan menangkap pesannya yang mendalam dan berhikmat.

Dia menegaskan bahwa orang yang sungguh beriman dituntut mengutamakan Tuhan di atas segalanya. Itu bukan soal perpecahan atau pemisahan, tetapi pilihan.

Bukan hanya orang lain seperti ayah, ibu, atau anak, bahkan diri sendiri pun harus ditinggalkan. Tetapi kehilangan nyawanya sendiri (Mat 10: 38-39).

Pilihan itu benar dan tidak sia-sia, karena menghasilkan buah dan berkah melimpah (Mat 10: 40-42). Itu bukan teori belaka. Banyak bukti menunjukkan.

Kalau keutuhan negara membuat orang seperti pak Djapar berani mengorbankan nyawa dan terpisah dari keluarga, betapa lebih lagi iman dan cinta akan Tuhan.

Santo Benediktus melakukan yang sama.

Ini bukan soal pemisahan dan perpecahan, tetapi menempatkan Tuhan sebagai yang teratas.

Senin, 11 Juli 2022
Peringatan St.Benediktus, Abas

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here