Usai Mengungsi, Inilah Kesempatan Para Frater Bersih-bersih Seminari Tinggi Interdiosesan Giovanni Malang

0
666 views
Seminari Tinggi Interdiosesan Giovanni Malang.

POHON mangga yang belum begitu besar batang dan cabang-cabangnya tentu saja juga belum mempunyai daun-daun hijau yang rimbun. Tetapi sudah cukup bagi Frater Tio untuk berteduh dari sinar matahari yang tidak begitu menyengat. Ia bahkan menikmati suasana sejuk segar udara di bawah pohon mangga sambil tersenyum, ketika rambut di kepalanya dicukur oleh Frater Ardi.

Frater Ardi dengan terampil merapikan rambut kepala Frater Tio, walaupun hanya bersenjatakan sisir rambut dan gunting kecil.

Keduanya merupakan frater calon imam diosesan Keuskupan Palangka Raya, Kalteng.

Frater mencukur kepala frater temannya.

Ada di depan mereka Frater Trimo Pr sedang membersihkan kaca-kaca nako dari debu yang menempel. Dengan tangan terampilnya kemudian stiker warna putih dilekatkannya, gelembung udara tidak diberi tempat antara stiker dan kaca nako, sehingga hasilnya bagus tampak rapi.

Banyak kaca nako sudah bersih dan ditempel stiker oleh tangan terampil Frater Trimo dengan cairan pembersih kaca cutter serta mistar. Namun kaca dari kamarnya sendiri belum dikerjakan ujarnya. Tampaknya ia ingin mendahulukan kebersihan sekaligus kerapian kamar-kamar para sahabat seminaris lainnya.

Beda lagi aktifitas Frater Ari dan Frater Zaka pada hari Kamis siang ini. Mereka menata taman di sekitar ruang tamu seminari dengan memanfaatkan tegel bongkaran bekas pakai sebagai pembatas taman. Mengambil tanah subur dari salah satu sudut seminari dengan kaleng cat bekas.

Keduanya adalah frater calon imam diosesan Keuskupan Agung Pontianak.

Pasang cutting sticker.

123 frater penghuni

Seminari Tinggi Praja Interdiosesan Giovani Malang memang sedang bersih-bersih. Masih ada beberapa bapak tukang yang sedang bekerja merapikan kembali pintu-pintu.

Dinding-dinding gedung dalam areaal seminari mempunyai wajah baru berwarna kuning cerah. Sedang kolom-kolom bangunan berwarna abu-abu.

Beberapa waktu yang lalu, ketika Malang Raya dinyatakan sebagai zona merah pandemi covid-19, banyak para frater terpaksa diungsikan beberapa pekan lamanya ke tiga lokasi  berbeda.

Diantaranya ke  Wisma Shyanti di Lawang, Pusat Pastoral Keuskupan Malang (PPKM) di daerah Claket Kota Malang dan di Rumah Retret Khalwat Bethlehem Jedong. Sementara yang lain tetap tinggal di Seminari Tinggi.

Mereka yang tinggal ini pada gilirannya juga mengungsi beberapa pekan sebagai gelombang kedua.  Sebaliknya mereka yang sudah berkesempatan mengungsi kembali pulang ke seminari.

‘Mengungsi’ ini menurut beberapa sumber terpercaya untuk mengurangi kepadatan atau menjaga jarak di antara para frater yang jumlahnya 123 orang.

Seminari Tinggi Interdiosesan Giovanni Malang.

Romo Suhardi SJ yang sedang ditugaskan sebagai pembimbing para frater di Seminari Tinggi juga ikut mengungsi beberapa minggu di PPKM. Beberapa romo lain juga mengungsi sebagai pendamping para frater.

Ketika berada dalam pengungsian proses belajar para frater di STFT Widya Sasana Malang tetap berjalan namun melalui beberapa model antara lain: kuliah daring dalam kelas dengan jumlah peserta terbatas, berdiskusi via aplikasi Edmodo, mengerjakan tugas dari dosen pengampu matakuliah dan menyampaikannya melalui email.

Puji Tuhan hingga sekarang semua frater calon imam diosesan dari berbagai keuskupan dan para romo pembina sehat semua. Mereka sudah kembali ke rumah di bawah  satu atap Seminari Tinggi Interdiosesan Giovani Malang.

Kredit photo: L. Suryono

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here