Uskup Keuskupan Agung Singapura: Sementara tidak Ada Misa Mingguan Terkait Wabah Coronavirus

0
1,146 views
Gereja Katedral Good Sheperd of Singapore --the Strait Times

KEPUTUSAN berat ini terpaksa diambil. Uskup Keuskupan Agung Singapura Mgr. William Goh pada hari Jumat tanggal 14 Februari 2020 merilis maklumat.

Isinya, Perayaan Ekaristi akhir pekan di ranah publik mulai Sabtu tanggal 15 Februari dan seterusnya untuk sementara waktu ditiadakan.

Keputusan ini diambil guna mengurangi risiko menularnya coronavirus dari satu umat ke umat lainnya yang “terfasilitasi” dalam ruangan bersama yakni gereja atau kapel.

Demikian laporan harian terbitan Singapura The Strait Times edisi hari Jumat (14/2/2020) hari ini.

Keputusan untuk meniadakan untuk sementara waktu semua aktivitas publik di kalangan umat Katolik juga berlaku untuk sesi retret, pertemuan formator-formandi, dan seminar atau kumpulan lainnya.

Mgr. Goh juga mengimbau agar umat Katolik bersedia melakukan “tes” pemindai suhu badan di setiap kesempatan menghadiri pertemuan.

Tes suhu badan itu juga tidak menjamin orang yang sudah terkena infeksi coronavirus akan “terdeteksi” dengan mudah.

“Meski tidak menjamin akurasi untuk memindai apakah seseorang sudah terkena infeksi atau tidak. Namun, setidaknya prosedur ini menjadi langkah penting untuk deteksi cegah tangkal,” ungkap Mgr. Goh.

“Sebagai umat Katolik, kita juga mesti ikut bertanggungjawab memainkan fungsi dan peran kita agar sebaran virus ini bisa kita hindari saat berlangsung sesi pertemuan dengan banyak orang menjadi pesertanya,” tambahnya.

Uskup Agung Mgr. Goh menambahi, meski pihaknya dengan berat hati memutuskan untuk sementara waktu meniadakan Perayaan Ekaristi publik mingguan, namun ini tak berarti Umat Katolik lantas dengan bebas hati tidak perlu lagi menghayati iman Kristianinya dengan baik dan benar.

Semua itu masih tetap berlaku.

Keputusan Keuskupan Agung Singapura untuk sementara waktu meniadakan Misa Mingguan publik di gereja; juga semua seminar, retret, atau perkumpulan doa. Langkah berat ini ditempuh guna mengurangi risiko terkena dampak sebaran infeksi coronavirus. (Ist)
Keputusan meniadakan sementara misa mingguan, rekoleksi, retret, pertemuan lainnya.

Misa secara online akan ditayangkan melalui jalur YouTube dan perangkat lainnya seperti CatholicSG Radio app.

Terhadap acara-acara kebaktian khusus seperti pernikahan dan misa requiem dan pemakaman, sejumlah prosedur “tata tertib” akan diberlakukan.

Untuk itu, umat Katolik dipersilahkan menghubungi pastor paroki demi tetap menjaga kaidah cegah tangkal.

Deteksi dini

Di wilayah Singapura, sejumlah tempat peribadatan –termasuk gereja—mulai “disisir” oleh pejabat kesehatan pemerintah setelah terjadi kasus di mana umat beragama ditengarai sudah terkena infeksi coronavirus.

Sejak Rabu tanggal 12 Februari 2020 lalu, Gereja Grace Assembly telah resmi menghentikan seluruh acara kebaktian dan aneka aktivitasnya, setelah dua karyawan Gereja itu ditengarai sudah terinfeksi coronavirus.

Enam kasus lainnya juga terjadi di sejumlah tempat ibadat Kristiani di Negeri Jiran ini pada hari Jumat ini. Lima kasus lainnnya ditemukan pada hari Kamis.

Dengan demikian, total jenderal sudah ada 13 kasus deteksi infeksi coronavirus terjadi di lingkungan tempat ibadat. Utamanya gereja-gereja di Singapura.

Kasus-kasus

Seorang warga Singapura berumur 71 tahun diketahui terdeteksi mengidap infeksi coronavirus saat dia mengunjungi Gereja Methodist di Paya Lebar. Saat dilakukan tes, dia positif terkena infeksi.

Pasutri dari Wuhan di Tiongkok dan tiga warga Singapura lainnya juga ditengarai sudah terinfeksi coronavirus saat mereka berada di The Life Church and Missions Singapore, juga di wilayah Paya Lebar.

Sumber: The Strait Times.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here