Home BERITA Valid, Gerakan 10 Ribu Kasih untuk Gereja St. Clara Bekasi

Valid, Gerakan 10 Ribu Kasih untuk Gereja St. Clara Bekasi

1
Setiap kali misa mingguan, ratusan umat harus rela berdiri di pinggir jalan dan kalau hujan turun, mereka juga harus berbasah ria. (Dok. St. Clara/Sesawi.Net)

BEBERAPA pekan terakhir ini beredar di jalur medsos ajakan bertitel Gerakan 10 Ribu Kasih Gereja St. Clara di Bekasi. Merespon pertanyaan dari para pembaca mengenai validitas informasi dan ajakan berdonasi amal tersebut, Redaksi Sesawi.Net berinisiatif menghubungi Pastor Kepala Gereja St. Clara di Bekasi.

Pastor Raymundus “Ray” Sianipar OFMCap dalam kapasitasnya sebagai Kepala Pastor Paroki St. Clara Bekasi Utara membenarkan hal itu.  Gerakan amal itu diinisiasi oleh OMK dan penggiat paroki dengan maksud mulia yakni menggalang dana dari publik guna mendukung projek pembangunan gereja paroki ini.

Selain gerakan melalui jalur medsos tersebut, gerakan amal kasih untuk membantu projek pembangunan Gereja St. Clara Bekasi juga pernah kami rilis di portal berita katolik Indonesia: www.sesawi.net yang diampu oleh para mantan Jesuit Indonesia.

Mengapa peduli?

Kita bertanya, mengapa kita harus peduli terhadap perjuangan para pastor dan umat katolik Gereja St. Clara di Bekasi Barat ini?

Projek pembangunan bangunan Gereja St. Clara di Bekasi Utara. (Eman Dapa Loka)

Inilah sekedar paparan argumentasi yang masuk akal.

  1. Perjuangan mereka untuk mendapatkan IMB sudah berlangsung selama 17 tahun dan IMB itu didapatkan setelah melalui tahapan proses penilaian dan kelengkapan administratif yang bertahap-tahap dengan mengikuti aturan resmi. Semuanya proses ini telah terdokumentasi secara lengkap.
  2. Kini setelah IMB didapat, kelompok anti toleran masih saja memprotes soal legalitas IMB dengan berbagai tuduhan tidak mendasar seperti isu kristenisasi, digembar-gemborkan isu sebagai bangunan gereja terbesar di Asia Tenggara, kabar-kabur mendapatkan dana dari internasional, dan masih banyak lagi lainnya.
  3. Sikap gigih Walikota Bekasi Rahmat “Pepen” Effendi yang bersikukuh tidak akan mau mencabut IMB yang telah dikeluarkan Pemkot Bekasi, sekalipun ia juga mendapat intimidasi dan ancaman dari kelompok anti toleransi agama.
  4. Umat katolik Gereja St. Clara di Bekasi Utara ini tercatat sudah berjumlah 9.422 jiwa (2.498 KK). Selama 17 tahun terakhir ini, mereka mengikuti misa mingguan dengan menumpang di sebuah ruko dan lokasi lainnya.
  5. Pelayanan misa terjadi sebanyak lima kali pada hari Sabtu dan Minggu. Sudah pastilah, jumlah umat yang datang tidak bisa terakomodasi di ruko sewaan ini. Akibatnya, banyak umat harus rela berdiri di luaran di tepi jalan.
  6. Manakala hujan, umat yang berdiri di luaran itu harus merelakan diri berbasah ria diterpa air hujan, sekalipun mereka juga sering membawa payung. Kalau panas terik menimpa hari, maka mereka layaknya ‘mandi matahari’ di tengah siang yang panas.
Umat katolik Gereja St. Clara mengikuti prosesi misa Minggu Palma di jalanan. (Eman Dapa Loka)
Suasana perayaan misa di lokasi terbuka rawan kena hujan dan siraman panas terik matahari dan inilah yang terjadi pada ribuan umat katoli Gereja Katolik St. Clara di Bekasi Utara. (Eman Dapa Loka)
Mereka yang beruntung bisa duduk di bagian dalam ruko dimana misa mingguan berlangsung. (Ist)
Agar tidak kepanasan dan kehujanan, ikut misa sembari berpayung ria. (Eman Dapa Loka)

Baca juga:  

Kemana menyalurkan donasi amal?

Salurkan bantuan Anda sebesar hanya Rp 10.000,00 saja untuk membantu proses penyelesaian projek bangunan Gereja St. Clara di Bekasi Utara, Provinsi Jawa Barat, ke rekening resmi Paroki St. Clara yakni:

Rekening itu dibuat khusus untuk menampung donasi amal sumbangan para donatur melalui jalur medsos.

Donasi amal Anda ini sangat berguna dengan satu harapan besar agar  Gereja St. Clara ini akhirnya bisa digunakan sebagai tempat ibadat pada Misa Malam Natal di akhir Desember 2017 mendatang.

Baca juga:   Kapolda Metro Jaya Irjenpol M. Iriawan Sambangi Gereja St. Clara Bekasi

Kapolda Metro Jaya Irjenpol Mohamad Iriawan (kaos hitam berkacama hitam) bersama Wakapolda Metro Jaya Brigjenpol Suntana didampingi Kapolres Metro Bekasi bertandang mengunjungi lokasi projek pembangunan Gereja St. Clara. (Ist)

Antara fakta vs hoax

Di jalur medsos banyak beredar kabar-kabur yang tidak jelas mengenai keberadaan Gereja St. Clara di Bekasi Barat ini. Mari kita beberkan di sini antara fakta sebagaimana ada senyatanya dan isu hoax yang sering digembar-gemborkan oleh kelompok anti pluralisme di Bekasi.

  • Gereja St. Clara Bekasi diisukan akan menjadi gereja terbesar di Asia Tenggara: hoax.

Yang benar adalah luasnya kompleks gereja ini hanya sebesar 1.200m2 di atas lahan seluas 6.500m2.

  • Umat katolik di Paroki St. Clara diissukan hanya segelintir saja: hoax.

Yang benar, jumlah umat parok sebanyak 9.422 jiwa.

  • Gereja bisa dibangun –demikian isu yang beredar– karena telah mendapat dana dari luar negeri: hoax.

Yang benar, gereja mendapat dana sumbangan donasi dari umat katolik lokal dan dihimpun secara gotong royong. Ada dari publik juga ada yakni dari mereka yang bersimpati.

Baca juga:   Isu Murahan Sebut Gereja St. Clara Bekasi Utara Terbesar di Asia Tenggara

  • Isunya: IMB-nya bermasalah, terutama prosedur yang ditempuh tidak sah: hoax.

Yang benar, proses mendapatkan IMB sudah melalui tahapan verifikasi berkali-kali dan hal itu juga dilakukan secara bertahap-tahap oleh pihak yang berwenang. Semua proses mendapatkan perizinan ini telah terdokumentasi lengkap secara audio-visual dan berjalan sesuai koridor hukum dan aturan yang berlaku. Jadi, sah dan sahih.

  • Isu yang berkembang mengatakan, bangunan gereja berlokasi tidak jauh dari bangunan sebuah masjid: hoax.

Yang benar, jarak antara kedua tempat ibadah ini adalah 4 km sesuai data visual google map.

  • Isunya menyebutkan bahwa hadirnya Gereja St. Clara di Bekasi Utara akan meningkatkan kegiatan kristenisasi: hoax.

Yang benar, gereja katolik dimana pun tidak pernah berminat mengajak umat agama lain untuk menjadi katolik. Bahkan, untuk bisa menjadi katolik dan dibabtis pun, Gereja Katolik di mana pun –termasuk di Bekasi—akan mensyaratkan aturan ketat berupa prosedur bertahap secara bertanggungjawab dan semua dilakukan atas kehendak pemohon, bukan atas dasar ‘iming-iming’ hadiah dan apalagi paksaaan.

Mengikuti perayaan ekaristi dari ‘jauh’ dan di luar gedung tapi di tepian jalan raya. Inilah pemandangan mingguan yang terjadi pada umat katolik Gereja St. Clara di Bekasi Utara. Jawa Barat. Kini bangunan gedung gereja permanen tengah berlangsung. (Eman Dapa Loka0

Baca juga:  

Jadi, tidak perlu ragu kalau pembaca ingin memberikan donasinya hanya Rp 10 ribu bagi Gereja St. Clara di Bekasi Utara ini karena donasi Anda akan langsung masuk ke rekening Paroki St. Clara.

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version