SEKALI lagi, ahli-ahli Taurat berkonfrontasi dengan Yesus. Dalam bacaan injil hari ini (Markus 3:22-30), mereka mengatakan bahwa Yesus kerasukan Beelzebul dan dengan kuasa penghulu setan mengusir setan (Markus 3:22).
Tuduhan itu tentu ngawur. Yesus menjawab dengan perumpamaan. Jika suatu kerajaan terpecah pasti tidak bertahan; demikian pula dengan keluarga yang terpecah (Markus 3:23-25).
Iblis atau setan itu sumber perpecahan. Tetapi dalam melakukan kejahatan mereka kompak. Maka, Yesus bersabda, “Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis?” (Markus 3:23).
Yesus datang bukan untuk membawa perpecahan, melainkan persatuan. Dia memulihkan relasi manusia dengan Tuhan. Untuk itu, Yesus harus menguasai Iblis lebih dahulu, karena orang tidak dapat memasuki rumah untuk merampas hartanya tanpa mengikat lebih dulu pemilik rumah itu (Markus 3:27).
Dengan itu, Yesus menegaskan apa yang dilakukan-Nya, yakni mengikat iblis untuk membebaskan manusia yang dikuasainya. Yesus itu lebih kuat daripada iblis. Mereka yang menuduh Yesus mengusir setan dengan kuasa penghulu setan melakukan dosa yang tidak dapat diampuni (Markus 3:29-30).
Meski Yesus sudah membebaskan manusia dari kuasa Iblis, banyak manusia yang kembali dikuasai roh jahat itu. Bentuknya tampak dalam perpecahan di antara manusia.
Iblis itu masih terus menerus menciptakan perpecahan. Dengan cara itu, dia dapat menguasai dan menghancurkan manusia. Karena itu, orang perlu waspada pada si pemecah belah ini.
Masa kampanye dan pemilihan umum rentan terhadap perpecahan. Para pengikut Kristus dipanggil untuk meneladan Yesus sebagai pemersatu yang mendamaikan; bukan sebaliknya.
Senin, 22 Januari 2024
Alherwanta O.Carm