Rabu, 24 November 2021
Dan. 5:1-6.13-14.16-17.23-28. Mzm. Dan.3:62-67.
Luk. 21:12-19
HAMPIR pasti, setiap orang beriman akan mengalami tantangan.
Bagaimana kita mampu menerima suatu ujian dari Allah atas tragedi-tragedi kehidupan, penyakit dan kematian serta berbagai kekecewaan yang menghampiri hidup kita?
Jangan-jangan berhadapan dengan penyakit dan penderitaan lainnya, kita sudah beralih kepada kekuatan-kekuatan lainnya, dan lalu meninggalkan iman kita.
“Bila orang tidak tabah dan mudah menyerah atas kesulitan yang dihadapi, dia tidak akan pernah mencapai kedalaman hidup beriman,” kata seorang ibu.
“Bagaimana orang bisa percaya tentang nasihat untuk jujur, kalau sendiri tak kuat bertahan dari iming-iming suap,” lanjutnya.
“Tabah bukan berarti nekat atau biar asal menderita. Tabah berarti teguh dengan keyakinan, tak melempem, tergiur, terpancing, apalagi sampai melepaskan apa yang diyakini,” ujarnya.
“Karena keyakinan inilah saya tetap mempertahankan iman kepada Tuhan Yesus, meski keluarga besarku menentangku dan suami kadang mengecewakanku,” katanya.
“Saya memeluk agama katolik karena ikut suamiku yang memang beragama Katolik. Dia yang mengajakku,” ujarnya.
“Dia yang mengantarku setiap minggu ikut katekumen, hingga saya mantap menjadi pengikut Yesus,” lanjutnya.
“Keputusan itu tidak pernah saya sesali karena saya yakini bahwa itu cara Tuhan memanggilku. Setelah hidup berumah tangga, suamiku malah jarang ke gereja, dan tidak mau aktif ikut kegiatan memggereja,” katanya.
“Padahal untuk mengajakku menjadi Katolik, suamiku mesti berhadapan dengan keluarga besarku. Pada waktu itu, dia benar-benar membuatku kagum hingga muncul keyakinan bahwa dia adalah imam bagiku, dia tahu baik agama yang dipeluknya dan sangat mengimaninya,” lanjutnya.
“Namun berhadapan dengan teman-teman di gereja kecewa lalu mutung, hingga tidak kelihatan lagi iman yang dulu saya kagumi,” ujarnya.
Dalam bacaan Injil kita dengar demikian.
“Kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku.
Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh kehidupan.”
Sabda Tuhan hari ini menguatkan kita untuk bertahan dalam segala penderitaan.
Mengapa bertahan dalam penderitaan? Karena Tuhanlah penyelamat kita.
Tuhanlah yang akan membebaskan atau memberi kemenangan kepada kita.
Janji Tuhan terungkap bahwa Dia sendirilah yang meletakkan kata-kata bijaksana di atas lidah kita dan tak sehelai rambut pun akan hilang dari kepala kita.
Tuhan sungguh sayang pada kita. Dia akan menyertai kita akan sampai akhir zaman.
Bagaimana dengan diriku?
Aapkah aku tetap setia pada Tuhan Yesus meski banyak tantangan di dalam kehidupan ini?