Wisata Korea: Disiplin Tinggi dan Tertib (3)

0
2,129 views

CIRI negara modern antara lain bisa dibaca dari tingkat disiplin dan ketertiban warganya. Korea Selatan –salah satu contoh negara Macan Asia— sudah barang tentu layak masuk kategori ini. Di Ibukota Seoul yang menjadi lahan hidup bagi sedikitnya 10,5 juta manusia, disiplin tinggi dan tertib massal menjadi urat nadi sangat penting untuk ketahanan (resilient) dan keberlanjutan hidup sosial (sustainability) di kota metropolitan ini. (Baca juga: Wisata Korea: Rahasia Ginseng (2)

Disiplin tinggi di Ibukota Seoul antara lain tampak pada aturan main ‘skala nasional’ dalam berlalu-lintas. Tertib massal yang ciamik juga tampak pada pola aturan bersama bagaimana memakai moda transportasi pribadi dan apalagi umum: bus kota, bus antarkota, kereta bawah tanah, bus ekspres, dan taksi.

Moda transportasi pribadi –baik itu mobil maupun roda dua—juga mengadopsi prinsip umum ini: disiplin tinggi dan ketertiban yang terjaga senantiasa.

Salah satu contoh paling kentara dalam menjaga ritme kehidupan bersama di Ibukota Seoul yang padat ini adalah ketertiban dalam parkir dan sistem pemberhentian yang baku di tempat-tempat yang telah disediakan.

Korea seberang jalan
Tertib berjalan di pedestrian dan zebra cross di sebuah jalan utama di Ibukota Seoul. (Mathias Hariyadi)

Tak lebih 5 menit
Parkir adalah urusan sangat penting di Ibukota Seoul. Sempitnya lahan parkir membuat Seoul Metropolitan Government (SMG) menerapkan prinsip kedisiplinan tinggi dan ketertiban umum yang terjaga bagi semua warganya dan orang asing. Sangat susah menemukan lahan parkir terbuka untuk bus-bus wisata ukuran sedang dan apalagi ukuran besar seperti bus lazimnya di Indonesia.

Karenanya, ketika bus besar yang berisi rombongan para wartawan Indonesia asal Solo ini berkeliling menuju beberapa lokasi strategis di Seoul, maka satu hal penting yang selalu diingatkan adalah: segeralah cepat-cepat keluar meninggalkan tempat duduk agar  berhentinya bus di halte tidak melebihi batas waktu lima menit.

Tentu saja, aturan ketat seperti ini terasa seperti ‘teror’ bagi sekalian orang Indonesia yang tidak biasa dengan sistem pemberhentian seperti ini. Namun, aturan ketat ini memang layak dituruti agar sopir dan agen wisata ini tidak kena ‘tilang’ karena waktu berhenti tidak boleh melebih jatah waktu yang tersedia dan seharusnya: hanya 5 menit saja.

Korea jalanan umum dan pejalan kaki
Nyaman, tenang, dan aman berjalan kaki menyusuri trotoar di sepanjang jalan-jalan utama dan lorong di Ibukota Seoul. (Mathias Hariyadi)

Di Ibukota Seoul dan kota-kota lainnya di seluruh Korea Selatan pastilah tidak akan pernah ada cerita bus umum bisa berhenti di sembarang tempat seperti di Indonesia, apalagi di Jakarta yang sangat tidak tertib ini. Bus-bus hanya boleh berhenti menurunkan dan menaikkan penumpang di halte-halte yang tersedia. Taksi pun demikian pula. Mobil pribadi juga tidak boleh parkir menurunkan penumpang sembarangan semau gue.

Semuanya tertib mengikuti aturan.  Para operator kendaraan (sopir) juga akan ‘setia’ menepati aturan bersama itu dan kemudian menuju lokasi-lokasi tertentu yang sudah disediakan dimana boleh menaikkan penumpang dan kemudian menurunkannya.

Tertib dan disiplin itu menyenangkan

Ibukota Seoul adalah salah satu contoh kota negara modern dimana ketertiban umum dan disiplin tinggi menjadi penumpang utama hingga hidup di kota ini jadi terasa aman, nyaman, dan tenang. Justru karena semua orang bisa tertib dan disiplin, maka orang-orang Korea yang hidup di Ibukota Seoul bisa merasa nyaman berkendara di jalanan.

Mereka juga merasa sangat nyaman menggunakan moda transportasi umum yang telah disediakan pemerintah: bus kota, kereta bawah tanah (MRT), bus antarkota, taksi. Tak ada istilah naik motor atau mobil gaya urakan di Seoul. Juga tidak terlihat sopir berulah ugal-ugalan dalam berkendara melebihi kecepatan maksimal sebagaimana diharuskan oleh pengatur lalu lintas.

Tertib umum dan disiplin tinggi adalah nyawa penting yang menghidupi nafas hidup bersama di Ibukota Seoul. Dimana-mana orang tertib mau antri. Tidak ada saling serobot atau mencari celah untuk menyalip urutan antrian. Tidak ada bunyi klakson saling sahut-menyahut meminta jalan atau tanda memarahi orang lain karena keinginannya dan kemauannya tidak direspon pengendara lain.

korea papan info
Mengikuti petunjuk papan informasi adalah kunci penting untuk berlaku tertib dan disiplin di Ibukota Seoul. (Mathias Hariyadi)

Juga tidak ada pengemudi suka main ngedim –menyalakan lampu jauh—sekedar memberi warning atau minta diistimewakan dalam menggunakan jalur transportasi. Semua tertib dan punya komitmen disiplin tinggi menepati aturan bersama.

Itulah Seoul, kota besar dengan penduduk kurang lebih 10,5 juta jiwa, yang pagi hari juga macet namun tidak terdengar dering klakson menyalak sana-sini. Inilah Seoul yang nyaman bagi kaum difabel dan disabilitas karena di sudut-sudut kota tersedia fasilitas publik untuk memberi layanan prima kepada anggota masyarakat dengan kebutuhan khusus ini.

Seoul adalah nyawa penting untuk Korea Selatan. Dan nyawa ini tetap bisa bertahan lama, justru karena masyarakatnya berkomitmen untuk terus memeliharanya dengan vitamin kehidupan bernama disiplin dan ketertiban umum.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here