Home BERITA WKRI Kota Pekalongan: Kenakan Kaos Ungu Porta Sancta, Jalani Peziarahan Harapan

WKRI Kota Pekalongan: Kenakan Kaos Ungu Porta Sancta, Jalani Peziarahan Harapan

0
222 views
WKRI Kota Pekalongan berfoto bersama di depan Gereja Santo Yohanes Rasul Sleman. Dilakukan dalam rangka ziarah Potta Sancta. (WKRI Kota Pekalongan)

DALAM semangat memperingati 101 tahun berdirinya Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI), para anggota WKRI Kota Pekalongan mengenakan kaos ungu bergambar Porta Sancta -tanda pengharapan dalam peziarahan iman- sebagai simbol perziarahan rohani di Tahun Yubileum 2025.

Peziarahan ini bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan juga langkah batin untuk menghidupi semangat kasih dan belarasa kepada sesama; khususnya mereka yang terpinggirkan. Dengan semangat itu pula, WKRI Kota Pekalongan terus hadir dalam pelayanan di lingkungan Gereja dan masyarakat. Taruhlah itu seperti mendampingi para lansia di salah satu kelurahan di Kota Batik tersebut.

Enam tempat, satu semangat

Ziarah berlangsung selama dua hari, Selasa–Rabu 10–11 Juni 2025. Rombongan yang terdiri dari 37 ibu, 2 bapak, dan 1 suster – termasuk 6 pengurus dan 32 anggota (terdiri dari dua pasangan suami isteri). Berangkat dari Pekalongan hari Selasa pagi pukul 06.00.

Enam tempat ziarah dikunjungi dalam rangkaian ini, yaitu:

  1. Gereja St. Ignatius, Kota Magelang.
  2. Kerkhof dan Makam Romo Sanjaya Muntilan.
  3. Gereja St. Yohanes Rasul, Sleman.
  4. Gereja Hati Kudus Yesus, Ganjuran.
  5. Gereja St. Maria Regina, Paroki Purbowardayan Solo.
  6. Gua Maria Mojosongo Solo.

Menurut Ketua WKRI Pekalongan, MX Ratna Lustijani, dan Sekretaris, ME Susyati, tujuan utama dari ziarah ini adalah memperdalam iman, memperteguh harapan, serta menumbuhkan kasih kepada Allah dan sesama. “Kami berharap semangat pelayanan WKRI semakin menyala, terutama dalam berbela rasa terhadap mereka yang lemah dan tersisih,” ujar Ratna.

WKRI Kota Pekalongan lakukan ziarah Porta Sancta di Gua Maria Mojosongo dan merayakan ekaristi bersama Romo Haryasmara MSF. (FX Juli Pramana)

Menemukan rahmat di jalan ziarah

Dalam puncak perziarahan di Gua Maria Mojosongo Surakarta, Romo Bernardinus Haryasmara MSF dari Paroki Kleco Surakarta datang memimpin pPrayaan Ekaristi. Dalam homilinya, imam Kongregasi Misionaris Keluarga Kudus (MSF) ini menegaskan bahwa ziarah adalah jalan menemukan rahmat Tuhan – karena didasari semangat pengorbanan dan harapan.

Jika Tuhan murah hati, kita pun dipanggil menjadi umat yang murah hati. Kamu telah menerima dengan cuma-cuma, maka berilah juga dengan cuma-cuma,” kata Romo Haryasmara MSF.

Ia menekankan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah melalui pengurbanan Kristus. Maka setiap orang beriman dipanggil untuk memberi kesaksian hidup -melalui tugas dan pekerjaan sehari-hari- sebagai saluran berkat bagi orang lain.

Salib, menurutnya, bukan sekadar beban penderitaan, tetapi wujud sukacita dalam mengikuti Kristus.

Ziarah membangun persaudaraan

Bagi para peserta, ziarah ini menjadi momen penuh sukacita dan persaudaraan. Dua kali merayakan ekaristi -di Gereja St. Yohanes Rasul Sleman dan di Gua Maria Mojosongo- tak ayal mampu membangkitkan rasa syukur, keakraban, serta kegembiraan bersama.

“Kami merasa lebih saling mengenal dan semakin erat sebagai saudari seiman. Ziarah ini benar-benar menjadi sumber sukacita dan kekuatan baru,” ungkap beberapa peserta.

Dengan mengenakan kaos ungu Puncta Sancta, langkah kaki para peziarah WKRI Kota Pekalongan tak hanya menyusuri tempat-tempat kudus, tapi juga menapaki jalan harapan—jalan yang membuka hati pada rahmat Tuhan dan kepekaan pada sesama.

Anggota WKRI Kota Pekalongan lakukan ziarah Porta Sancta ke Gua Maria Mojosongo Sukarta dan bersama Romo Haryasmara MSF dari Paroki Kleco Solo merayakan ekaristi. (FX Juli Pramana)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here