MARIA menjadi ibu dan teladan beriman bagi kita. Keutamaan hidup Maria membuat dunia menjadi baik. Fiatnya membuat sejarah baru keselamatan.
Dari sisi manusiawi ‘Fiatnya’ Bunda Maria pasti tidak mudah, penuh dengan pergulatan. Karena penuh dengan risiko.
Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia. (Luk 1:38).
Lalu apa yang membuat Bunda Maria berani mengatakan ‘Ya’? Jawabannya pada ayat 35-37.
Maria menyadari penyertaan Roh Kudus. Allah tidak membiarkan orang pilihanNya berjalan sendiri. Apalagi mengemban tugas mulia ayat 35.
Maria telah melihat karya Allah telah terjadi pada masal lalu. Paling nyata dalam diri Elisabeth ayat 36. Bila dilihat karya Allah sungguh luar biasa, kalau mau sungguh melihat masa lalu.
Maria menyadari Kemahakuasaan Allah diluar kuasanya. Tiada yang mustahil bagi Allah, terutama bagi orang yang percaya ayat 37.
Kita harus berani mengikuti kehendak Allah, meninggal sikap ego (aku) dan menggantinya dengan kehendakNya.
Dalam situasi sekarang pesan Malaikat meneguhkan kita. Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. (Luk 1:30).
Kita harus berani menjalani ini semua. Jangan biarkan ketakutan menguasai kita. Bersama Bunda Maria kita mampu.