Yang Dicintai Bisa Melukai

0
470 views
Ilustrasi - Saling membenci dan membentak. (Ist)

Minggu, 3 Oktober 2021

Kej.2:18-24. Mzm.1128:1-2.3.4-5.6. Ibr.2:9-11.
Mrk.10:2-16

MANIS pahit hidup berkeluarga. Tidak ada keindahan yang bisa melampaui keharmonisan hidup keluarga. Namun juga tidak ada kegetiran dan kepahitan yang lebih daripada keretakan hidup berumahtangga.

Banyak orang menemukan kedamaian hidup sejatinya dalam kasih dan kelembutan cinta dari orang-orang yang dia cintai dalam keluarganya.

Namun juga tidak sedikit orang yang terluka dan menyimpan seribu rasa sakit karena perilaku dan kata-kata anggota keluarga yang dia dikasihi.

Hanya orang yang kita cintai yang bisa mengoreskan luka paling dalam.

“Tidak pernah saya sangka bahwa lelaki yang dulu aku puja dan aku terima dan aku pilih sebagai pendamping hidupku ternyata hanyalah seorang pendusta,” kata seorang ibu.

“Banyak lelaki yang menyukaiku, namun aku pilih dia,” ujarnya.

“Namun saya ternyata salah pilih. Ternyata kepribadiannya tidak sebaik penampilannya,” lanjutnya.

“Ia lelaki yang tidak bisa membuat komitmen jangka panjang, apalagi seumur hidup,” katanya

“Pernikahan kami hanya bertahan tiga bulan. Setelah itu, ia menghilang,” lanjutnya.

“Memang ada pertengkaran sebelum dia pergi. Namun saya tidak pernah membayangkan bahwa hal itu bisa menjadikan salah paham dan jadi alasan baginya untuk pergi dari hidupku,” lanjutnya.

“Ia tidak pernah bisa saya hubungi lagi. Bahkan semua anggota keluarganya mendukung sikap anak lelakinya pergi. Mereka justru menyalahkan saya atas kepergiannya,” katanya.

“Setelah tiga tahun pergi, saya akhirnya bisa bertemu dengannya. Karena dimediasi oleh pamannya. Di situ baru saya ketahui dari mulutnya sendiri, bahwa dia tidak menemukan dalam diriku figur ideal sebagai isterinya,” katanya gundah.

“Jawaban ini sungguh menyesakkan hatiku dan membuatku marah. Ia telah mempermainkan hidupku. Bahkan hidupku sudah dirusaknya, hanya demi impian dia mencari sosok ideal seorang isteri,” ujarnya dengan geram

“Saya tidak bisa berkata-kata apa lagi, selain menyesali kebodohanku,” lanjutnya.

“Sejak saat itu, saya putuskan untuk menghapus dia dari sejarah hidupku. Saya tidak pantas dibuat menderita oleh orang gila seperti dia,” ujarnya lagi.

Dalam bacaan Injil hari ini, kita dengar sabda demikian.

“Lalu kata Yesus kepada mereka: Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu. Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.”

Ketegaran hati menjadi awal hancurnya mahligai rumah ]tangga bahkan kehendak Allah pun diabaikannya.

Musa pun menyerah pada ketegaran hati umat hingga menuliskan perintah cerai.

Padahal jika kita mau sedikit rendah hati dan bersikap sabar satu sama lain, kita akan menemukan keindahan yang tersembunyi di balik aneka ketidaksempurnaan hidup kita dalam rumahtangga.

Tidak ada seorang pun yang sempurna, namun kesediaan untuk mengasihi menjadikan kita mampu untuk saling melengkapi kekurangan masing-masing, dan Tuhan akan memberkati kita.

Bagaimana dengan kita?

Adakah andil saya dalam membahagiakan orang yang saya cintai?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here