BERSYUKURLAH, orang yang hidupnya digerakkan oleh Roh Kudus. Berdasarkan karunia cinta kasih dan sukacita-Nya, Roh Kudus berkarya di antara manusia dan menggerakkan mereka.
Banyak tokoh dalam Kitab Suci dan Gereja yang hidupnya digerakkan oleh Roh Kudus. Dua di antaranya adalah Santa Perawan Maria dan Elisabet, saudarinya.
Injil hari ini (Lukas 1: 39-56) mengisahkan tentang hal itu.
Didorong oleh Roh Kudus, beberapa waktu sesudah menerima kabar dari malaikat Gabriel, Maria pergi mengunjungi Elisabet (Lukas 1: 39). Dia yang dipenuhi rahmat Roh Kudus membawa anugerah itu kepada saudarinya.
Salam yang disampaikannya kepada Elisabet membuat saudarinya itu penuh dengan Roh Kudus (Lukas 1: 41). Roh itu mendorong Elisabet untuk menyatakan Maria sebagai ibu Tuhan (Lukas 1: 43).
Lebih lanjut dia berseru, “Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.” (Lukas 1: 45).
Seperti Elisabet, Maria yang juga dipenuhi Roh Kudus mewartakan karya agung Tuhan dalam Magnificat (Lukas 1: 46-55).
Di satu sisi dia mengalami karya besar Tuhan atas dirinya, di sisi lain menyadari betapa kecil dan sederhana dia di hadapan Tuhan.
Ada semacam ciri khas dari orang yang digerakkan oleh Roh Kudus.
Pertama, mereka merasakan kuasa besar bekerja di dalam dirinya.
Kedua, mereka menemukan dirinya sebagai kecil dan tidak berarti. Meski demikian, mereka itu bersyukur atasnya.
Ketiga, mereka didorong untuk membagikan sukacita atas pengalaman itu.
Apakah kita mengalami digerakkan oleh Roh Kudus?
Sejauh mana, kita menjadikannya kesempatan untuk memuliakan Tuhan dan mengakui diri sebagai pribadi tidak berarti?
Pada zaman yang membuat orang lebih suka menampilkan diri daripada Tuhan yang berkarya dalam hidupnya, pesta Maria mengunjungi Elisabet ini menemukan relevansinya.
Rabu, 31 Mei, 2023
Pesta Santa Perawan Maria Mengunjungi Elisabet
Alherwanta, O. Carm (EBK)
