
DALAM semangat persaudaraan dan devosi kepada Bunda Maria, umat Katolik Paroki Ninati,Keuskupan Agung Merauke, mengawali Bulan Maria tahun 2025 ini dengan kegiatan ziarah iman istimewa: mengantar patung Bunda Maria Yonggom ke Paroki Kunggim, Keuskupan Daru-Kiunga di Papua Nugini.
Harap tahu saja, Paroki Ninati ini masuk wilayah Indonesia; tepatnya masuk wilayah reksa pastoral Keuskupan Agung Merauke, Papua Selatan.


Perjalanan panjang
Perjalanan dimulai dari Kampung Ninati. Umat bersama para tokoh masyarakat menaikkan patung Bunda Maria ke atas sebuah kendaraan truk menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Patok MM 81.
Di titik perbatasan ini, rombongan disambut oleh Pastor Wiwit CM, bersama umat dari Paroki Kunggim. Pastor Wiwit CM adalah imam misionaris Kongregasi Misi (Lazaris) yang kini berkarya di PNG.
Dalam suasana khusyuk dan penuh kebersamaan, kedua kelompok umat -dari Indonesia dan Papua Nugini— berdoa Rosario bersama. Peristiwa ini menjadi lambang persatuan umat beriman lintas negara, budaya, dan bahasa.
Setelah doa bersama, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki melintasi hutan dan jalan setapak menuju Kampung Kunggim. Dalam perjalanan ini terdapat empat perhentian, di mana umat berdoa Rosario sambil merenungkan peristiwa-peristiwa suci sesuai tata Doa Rosario.


Sesampainya di Kampung Kunggim, patung Bunda Maria disambut secara meriah dengan tradisi adat Muyu-Yonggom. Dengan penuh hormat dan sukacita, Bunda Maria diarak menuju Gereja The Lady of Papua Paroki Kunggim, Keuskupan Daru-Kiunga, PNG.
Perarakan ini mencapai puncaknya dalam perayaan Ekaristi Kudus di gereja. Ini sebagai ungkapan syukur atas kasih dan penyertaan Bunda Maria dalam kehidupan umat di kedua sisi perbatasan.
