Minggu Biasa XXIII (C) – 7 September 2025: Memilih Yesus, Berani Memikul Salib, Bebas untuk Berbagi

0
42 views
Dalam doa aku memohon
  • Keb. 9:13-18;
  • Flm. 9b-10.12-17;
  • Luk. 14:25-33

YESUS hari ini berbicara dengan kata-kata yang keras: benci keluargamu, hitunglah biaya, lepaskan hartamu

Tentu bukan berarti Yesus sungguh menyuruh kita membenci orangtua atau meninggalkan segalanya.

Ungkapan itu adalah gaya bahasa Semitis untuk menegaskan: mengikut Yesus harus menjadi pilihan utama, bahkan di atas ikatan keluarga dan rasa aman duniawi.

Ada tiga pesan yang Yesus tekankan:

  1. Memilih Yesus sebagai prioritas. Ikut Yesus berarti berani mendahulukan Dia, bukan bergantung pada suku, marga, atau keluarga semata.
  2. Menghitung rIsiko. Ikut Yesus berarti siap memikul salib, menanggung penderitaan demi iman, bahkan bila itu membawa resiko sosial, ekonomi, atau politik.
  3. Melepaskan keterikatan. Bebas dari belenggu harta membuat kita lebih siap sehati, peduli, dan berbagi dengan yang kecil, miskin, dan tersisih.

Kisah nyata seorang ibu, sebut saja Maria, dapat menolong kita memahami sabda Yesus ini.

Maria adalah seorang ibu dengan dua anak. Suaminya kehilangan pekerjaan, jatuh dalam minuman keras, lalu kerap melampiaskan amarah pada istri dan anak-anaknya. Maria harus bekerja keras mencuci pakaian dan berjualan kue untuk bertahan hidup.

Malam hari, Maria mengajak anak-anaknya berdoa di depan patung Bunda Maria yang sederhana. Puteranya yang kecil, Yo, awalnya enggan berdoa, tetapi akhirnya berkata lirih: “Bunda Maria, aku minta bapak tidak lagi mabuk, tidak marah-marah, dan tidak memukul kami. Aku sayang bapak, tapi kenapa bapak tidak sayang padaku?”

Mendengar doa anaknya, Maria menangis. Tanpa mereka sadari, sang ayah mendengarkan doa itu dari depan pintu. Kata-kata Yo menembus hatinya seperti pedang. Ia masuk ke rumah, memeluk anak-anaknya sambil menangis, menyesali segala kesalahannya.

Apakah keluarga itu lalu hidup bahagia tanpa masalah?

Kita tidak tahu. Tetapi jelas, dalam doa dan kesetiaan, mereka menemukan kekuatan untuk tetap setia, saling menopang, dan menyerahkan hidup kepada Allah.

Itulah makna memikul salib dan berjalan bersama Yesus.

Sering kita berpikir: ikut Tuhan berarti hidup sengsara. Tidak demikian. Hidup penuh tantangan bisa dialami siapa saja, beriman atau tidak.

Bedanya, orang yang memilih Yesus memperoleh kekuatan untuk bertahan, setia, dan akhirnya menemukan jalan terang.

Maka mari kita bertanya: apakah kita sungguh memilih Yesus sebagai prioritas? Apakah kita berani menanggung resiko iman? Apakah kita rela melepaskan keterikatan supaya bebas berbagi dengan sesama?

Inilah jalan masuk ke dalam Kerajaan Allah: hidup yang dikuasai dan dibimbing hanya oleh Allah.

— Rm. Gani, CM: Kekuatan Doa

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here