75 Tahun Seminari Menengah “Christus Sacerdos” Pematangsiantar: Jejak Panggilan, Aksi Sosial, dan Harapan Baru

0
29 views
Perayaan HUT ke-75 Seminari Menengah "Christus Sacerdos" Pematangsiantar. (Panitia)

HARI Sabtu, 6 September 2025, halaman luas Seminari Menengah Christus Sacerdos (SMCS) Pematangsiantar, Keuskupan Agung Medan, Sumut, telah dipenuhi ribuan umat. Bendera dan hiasan sederhana terpasang di sepanjang Jalan Farel Pasaribu.

Dari pagi hingga siang, umat Katolik, alumni, imam, suster, hingga tokoh masyarakat berdatangan. Mereka tidak sekadar menghadiri sebuah acara, melainkan ikut menorehkan sejarah: perayaan 75 tahun perjalanan seminari ini.

Uskup Keuskupan Agung Medan Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap memimpin perayaan ekaristi menandai perayaan HUT ke-75 seminari. (Panitia)

Dalam perayaan Ekaristi syukur, Uskup KeuskupanAgung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap., mengajak umat untuk memandang kembali jalan panjang yang sudah ditempuh seminari. Baginya, 75 tahun bukan angka penutup, tetapi sebuah awal baru.

“Seminari harus tetap kudus, setia pada bisikan Yesus: Ikutilah Aku. Syukur kita tidak cukup hanya diucapkan dalam doa atau hiburan, melainkan diwujudkan dalam komitmen untuk menjaga rumah panggilan ini dengan doa dan dukungan nyata,” pesan uskup asal dari Saribudolok ini.

Sejak pertama kali berdiri tahun 1950, SMCS sudah meluluskan lebih dari 6.500 alumni. Di antara mereka, lahir tujuh uskup, ratusan imam, serta ribuan awam Katolik yang kini berkarya di berbagai bidang kehidupan.

Segenap alumni dari berbagi profesi dan lokasi tempat tinggal ikut berpartisipasi dalam gelaran perayaan HUT ke-75 Seminari Menengah “Christus Sacerdos” Pematangsiantar, Sumut. (Panitia)

Hidup dan belajar di Seminari

Rektor SMCS, Pastor John Rufinus Saragih OFMCa menyampaikan bahwa seminari bukan sekadar tempat belajar, tetapi wadah pembentukan pribadi yang utuh. “Selain pelajaran sekolah, para seminaris mendapat pembinaan khusus: seminar, psikotes, kunjungan ke paroki. Semua itu demi membentuk calon imam yang siap melayani,” katanya.

Saat ini ada 236 siswa yang dibimbing oleh tujuh imam, dua frater, serta didukung puluhan guru, pegawai, dan karyawan.

Bagi Mangadar Situmorang, Ketua Alumni CMVE yang juga mantan Rektor Universitas Katolik Parahyangan, perayaan 75 tahun ini menjadi ruang refleksi. “Ini selebrasi atas apa yang sudah dicapai, sekaligus harapan bagi masa depan. Tidak semua alumni menjadi imam, tetapi kontribusi mereka bagi bangsa nyata adanya,” ujarnya.

Uskup Keuskupan Agung Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap bersama para alumni Seminari Menengah “Christus Sacerdos” Pematangsiantar di acara HUT ke-75 seminari. (Panitia)

Dari lapangan Futsal hingga Danau Toba

Satu tahun penuh menjelang hari puncak, SMCS bergelut dengan berbagai kegiatan. Ada tes IQ untuk seluruh siswa, seminar kepemimpinan dan public speaking, turnamen futsal antar-SMP, hingga lomba paduan suara dan poster untuk anak-anak Sekami.

Tidak hanya itu, para seminaris juga membentuk tim Musica Sacra beranggotakan 32 orang yang menggelar konser musik liturgi di Medan dan Jakarta. Sementara itu, bangunan seminari pun diperindah – dinding, genteng, hingga kapel kembali dicat, memberi wajah segar pada rumah panggilan ini.

Kepedulian sosial dan lingkungan juga menjadi sorotan. Tim panitia, yang dipimpin Herbinus Sihotang, menggelar bakti sosial di lima paroki di Sumatra Utara. Mereka juga menebar 5.000 bibit ikan mas di Danau Toba sebagai tanda kepedulian terhadap kelestarian alam. “Kami ingin perayaan ini tidak hanya dirasakan di dalam seminari, tetapi juga di tengah masyarakat,” tutur Herbinus.

Rangkaian acara makin semarak dengan turnamen golf penggalangan dana, serta fun walk yang diikuti 1.500 peserta di kota Pematangsiantar.

Buku kenangan 75 tahun Seminari Menengah Christus Sacerdos Pematangsiantar dengan titel”Ad Altiora”. (Ist)

Puncak dengan sebuah buku

Salah satu momen penting dari Jubileum ini adalah peluncuran buku kenangan berjudul Ad Altiora: Peziarah 75 Tahun Seminari Menengah Christus Sacerdos Pematangsiantar 1950–2025.

Febry Silaban, koordinator media sekaligus penyusun buku, menuturkan bahwa karya setebal ratusan halaman itu merangkum sejarah sejak seminari berdiri di Padang (1950), lalu pindah ke Pematangsiantar (1953), hingga hari ini. Arsip foto, dokumen, dan daftar ribuan alumni disusun rapi di dalamnya. “Dari seminari ini telah lahir tujuh uskup, 331 imam, dan ribuan awam yang memberi warna bagi Gereja dan bangsa,” ujar Febry bangga.

Berbagai acara dan kegiatan memeriahkan perayaan 75 tahun Seminari Menengah “Christus Sacerdos” Pematangsiantar, Sumut. (Panitia)

Semangat kebersamaan

Perayaan semakin meriah dengan kehadiran para tokoh, mulai dari Uskup Agung Medan Mgr. Kornelius Sipayung, anggota DPR RI Rapidin Simbolon, Dirjen Bimas Katolik Kemenag Suparman Sirait, hingga tokoh masyarakat Parlindungan Purba. Kehadiran artis ibukota Maria Calista Pasaribu menambah suasana sukacita umat.

75 tahun perjalanan seminari ini terasa seperti sebuah ziarah panjang. Dari satu generasi ke generasi berikutnya, api panggilan tetap dijaga. Di balik seremoni megah, tersimpan keyakinan sederhana: bahwa dari rumah kecil di Pematangsiantar ini, akan terus lahir gembala dan pelayan yang siap mendarmabaktikan hidup bagi Gereja dan bangsa.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here