JAUH sebelum ada konferensi nasional KBKK (Kelompok Bakti Kasih Kemanusiaan) di Denpasar, Bali, Februari 2011 silam, Sesawi.Net dan Titch TV sudah kenal almarhum Romo Stephanus Budi “Kung” Prayitno Pr, imam diosesan Keuskupan Purwokerto dan sebelumnya berinkardinasi di Keuskupan Agung Semarang.
Terjadi karena almarhum saat itu aktif menulis banyak hal di mailing list Serayu.Net di mana banyak umat Katolik Keuskupan Purwokerto sangat aktif terlibat dalam aneka sapaan dan komunikasi di milis tersebut.
Komunitas umat Katolik di lereng barat Gunung Slamet
Sekali waktu, almarhum Romo Budi “Kung” Prayitno berkarya di Paroki Wangon. Dari wilayah paroki inilah, ia bercerita panjang lebar mengenai sebuah komunitas kecil umat Katolik yang ada di wilayah lereng wilayah barat Gunung Slamet. Yang menarik dari tulisan almarhum adalah karena daerah ini sulit dicapai dan benar-benar terisolir.
Kisah inilah yang membawa saya menjadi lebih akrab di Denpasar-Bali, ketika digelar Konferensi Nasional KBKK, Februari 20211. Yang lebih nges lagi, ketika dia diam-diam “memprotes” diberikannya sejumlah alat-alat pemeriksa kesehatan kepada para aktivis paroki -termasuk almarhum- oleh tokoh KBKK agar di kemudian hari bisa membangun sebuah “posyandu” kecil di sekitaran pastoran paroki masing-masing.
Perjumpaan kedua terjadi di Gereja Santo Agustinus Paroki Purbalingga, Kabupaten Banyumas, Jateng, kurang lebih dua tahun lalu. Terjadi saat Titch TV menyambangi komunitas Susteran Soeurs de Notre Dame (SND) yang ada di wilayah pastoral Paroki Purbalingga. Terjadi saat kami tengah membuat rekaman video di depan Gua Maria dan tiba-tiba Romo Budi Prayitno Pr njedhul di situ.
Tak banyak kesempatan kami bicara, hanya saling mengingat bahwa kami berdua pernah beberapa hari ambyuk bersama dalam gelaran Konas KBKK di Bali, Februari 2011 silam.
Requiescat in pace et vivat ad vitam aeternam.
Baca juga: RIP Romo Stephanus Budi Prayitno Pr, imam diosesan Keuskupan Purwokerto
