Puncta 30 Oktober 2025
Kamis Biasa XXX
Lukas 13:31-35
REPUTASINYA dalam strategi perang membuat Sun Tzu dikenal oleh banyak kalangan. Bahkan sampai sekarang ilmu strateginya tidak hanya digunakan dalam perang, tetapi dipakai banyak orang dalam dunia bisnis dan politik.
Sun Tzu tidak hanya dikenal karena kehebatannya dalam merancang taktik yang akurat, tetapi juga karena kemampuannya untuk memahami lawan dan kondisi tempat pertempuran dengan cermat.
Kisah-kisah pertempuran dan strateginya ditulis dalam buku Art of War. Tulisan ini dipelajari banyak orang sebagai pedoman dan motivasi dalam menghadapi medan kehidupan yang nyata.
Beberapa tulisannya terbaca antara lain; Bergerak secepat angin dan membentuk rapat seperti hutan. Seranglah seperti api dan diamlah seperti gunung.
Jika Anda mengenal musuh dan mengenal diri Anda sendiri, Anda tidak perlu takut akan hasil dari ratusan pertempuran.
Kemenangan terbesar adalah yang tidak membutuhkan pertempuran.
Ketahui seperti apa dirimu sendiri dan kamu akan memenangkan segala situasi. Lebih penting untuk mengalahkan pikiran musuhmu, daripada mengalahkannya secara fisik.
Yesus juga seorang ahli strategi. Ketika dia diberitahu bahwa Herodes berusaha membunuh-Nya, Yesus berkata, “Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.
Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem.”
Yesus tidak melawan dengan kekerasan, tetapi Dia tetap berbuat baik kepada semua orang. Dia akan terus menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan untuk menyelamatkan banyak orang.
Ancaman kekerasan dan kematian tidak dilawan dengan kekerasan, tetapi dengan kebaikan dan cintakasih. Itulah seni yang diajarkan Yesus.
“Seni tertinggi dalam perang adalah menundukkan musuh tanpa bertempur. Mencintai temanmu itu mudah. Terkadang pelajaran tersulit adalah mencintai musuhmu.” kata Sun Tzu.
Ke Bali naik pesawat terbang,
Menembus mega dan awan-awan.
Mengasihi adalah senjata perang,
Untuk mengalahkan para lawan.
Wonogiri, ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake.
Rm. A. Joko Purwanto, Pr












































