Home LENTERA KEHIDUPAN Api Penyucian, ”Tempat” Bersih-bersih Dosa (1)

Api Penyucian, ”Tempat” Bersih-bersih Dosa (1)

0

TRADISI iman katolik mengenal istilah ”Api Penyucian”. Istilah ini tak jarang membuat bulu kuduk bergidik. Tak apalah, yang penting mari kita sedikit menyimak gagasan-gagasan penting di balik istilah yang sedikit kurang populer ini.

Api penyucian adalah sebuah tempat –atau lebih tepatnya—sebuah ”status” dimana jiwa-jiwa sesudah meninggal dan sebelum masuk surga untuk sementara waktu lamanya ”dimurnikan” terlebih dahulu.  Jiwa-jiwa ini dalam keadaan berahmat, meski belum sepenuhnya menjalani hukuman atas dosa-dosanya yang telah diampuni.

Meski  aspek hukuman dan penderitaan dikedepankan, namun jiwa-jiwa tersebut memiliki keyakinan akan keselamatan dan karenanya juga punya harapan bisa mengalami  sukacita besar. Jiwa-jiwa ini berada ”di sana” untuk sementara waktu, meskipun tak seorang pun tahu persis apakah jiwa-jiwa ini ”terkumpul” di sebuah ”lokasi” tertentu atau tidak.

Dimana persisnya Api Penyucian?

Gereja katolik menerbitkan ajaran tentang eksistensi Api Penyucian dalam Konsili Trente (1438-1445) . Dalam konsili ini, para Bapa Gereja mengatakan:

“Sesudah kematian, maka jiwa-jiwa dibersihkan melalui sebuah proses pemurnian di Api Penyucian. Jiwa-jiwa ini dapat diselamatkan, diringankan dari ’kesakitan’ melalui persembahan-persembahan yang dilakukan oleh orang-orang beriman yang masih hidup. Persembahan itu antara lain bisa berbentuk intensi ekaristi,  derma atau perbuatan-perbuatan amal lainnya.”.

Kitab Suci memberi petunjuk tentang “keberadaan” Api Penyucian.  Dalam Kitab 2 Makabe 12: 45-46 ditulis naas sebagaiberikut: “Yudas (Makabe) yakin bahwa orang yang meninggal dengan saleh akan menerima pahala yang indah. Itu sungguh pikiran yang suci dan luhur. Karena itu, ia menyuruh mengadakan korban pengampunan dosa supaya orang-orang, yang sudah mati itu dilepaskan dari dosa mereka”.

Kalimat yang berbunyi: ”….orang-orang yang sudah mati dilepaskan dari dosa mereka’ mengacu pada jiwa-jiwa yang menderita/kesakitan di  Api Penyucian.

Dalam Injil Matius 12:32, Yesus juga mengatakan: ”Apabila orang mengatakan sesuatu menentang anak manusia, ia dapat diampuni; tetapi bila ia menghina Roh Allah, ia tidak dapat diampuni, baik sekarang maupun di akhirat.”

Pernyataan bahwa dosa-dosa dapat diampuni sesudah meninggal memberi petunjuk ”adanya” Api Penyucian. Tertulianus, Santo Basilus, Santo Augustinus dan beberapa pujangga gereja sejak abad-abad pertama menyatakan Gereja Katolik mempercayai adanya Api Penyucian.  (Bersambung)

YB Susanto, seorang purnakarya tinggal di Bogor, Jawa Barat.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version