Aroma PUKAT

0
7 views
Ilustrasi: Seluruh peserta Konvenas V Pukat Nasional di Samarinda mengikuti program wisata ke Ibukota Nusantara IKN. (Pukat Nasional)

DALAM setiap ruang hidup, selalu ada aroma yang terasa – meski tak terlihat, ia memengaruhi segala suasana.

Begitu juga dalam komunitas. Kita tidak hanya hadir sebagai individu, tapi membawa “aroma” masing-masing: ada yang menyegarkan, ada yang menenangkan… tapi ada pula yang kadang membuat orang menjauh tanpa tahu sebab.

Di PUKAT, kita diundang untuk bersama menciptakan aroma yang membuat orang betah tinggal dan berkarya. Bukan aroma basa-basi yang cepat menguap; bukan pula aroma busuk dari ego, sikut-sikutan, atau iri hati yang menyengat dan memuakkan.

Aroma PUKAT yang kita ciptakan seharusnya seperti:

  • Wangi dedaunan yang tumbuh bersama – penuh kerendahan hati, mau bertumbuh bersama, saling menyegarkan.
  • Aroma roti hangat dari dapur – kehadiran yang mengundang, menenangkan, dan memberi rasa rumah bagi siapa pun.
  • Kesegaran jeruk pagi hari – penuh semangat, jujur, terbuka, dan membawa harapan baru.
  • Hembusan harum yang lembut – bukan yang menyombong, tapi hadir dalam diam dan nyata dalam tindakan kecil.

Karena aroma kebaikan itu lahir dari sikap hati, dari tutur kata yang meneduhkan, dari semangat memberi; bukan mengambil Dari tangan yang terulur; bukan tangan yang menunjuk-nunjuk.

PUKAT bukan tempat untuk bersaing ego, tapi ruang untuk saling menghidupi. Dan keharuman sejati bukan datang dari satu orang hebat, tapi dari banyak hati yang bersedia menyatu dan berkurban dengan sukacita.

Mari kita ciptakan aroma yang membuat orang ingin tinggal; bukan hanya datang.

Aroma yang membuat orang ingin terlibat; bukan sekadar menonton.

Aroma yang mengingatkan dunia… bahwa kebaikan itu nyata, dan bisa ditumbuhkan bersama.

Ferry Jusuf

04.07.25

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here