Home AGENDA PERISTIWA Bedah Buku Romo Baskara Wardaya SJ “Awan Merah: Catatan Sepanjang Jalan”

Bedah Buku Romo Baskara Wardaya SJ “Awan Merah: Catatan Sepanjang Jalan”

0
Bedah buku "Awan Merah" Catatan Sepanjang Jalan" karya Romo Baskara SJ .

PARA Syndicate Forum membesut program acara diskusi dan bedah buku berjudul Awan Merah: Catatan Sepanjang Jalan karya Romo Dr. FX Baskara T. Wardaya SJ.

Berlangsung hari Jumat lusa depan tanggal 17 November 2023. Dimulai pukul 14.00-16.00 WIB. Diawali dengan makan siang bersama di lokasi acara: Kantor Para Syndicate di Jl Wijaya Timur III/No. 2A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Tema diskusi adalah “Pengalaman, Ingatan Sejarah, Masa Depan: Catatan Menjadi Indonesia Sepanjang Jalan Pasca Reformasi”. Digagas bersama para nara sumber:

  • Dr. Baskara T. Wardaya SJ, sejarawan, penulis buku.
  • Dr. Antarini Arna, pegiat Hak Asasi Manusia.
  • Bonnie Triyana, sejarawan, pemimpin majalah Historia.
  • Ari Nurcahyo peneliti politik PARA Syndicate.
  • Dyani Djiwa, fasilitator, dosen dan wirausahawan.

Tentang buku Awan Merah

Buku Awan Merah: Catatan Sepanjang Jalan karya Romo Baskara T. Wardaya ini mau menghadirkan ingatan sejarah dan pengalaman masa lampau sebagai harta karun yang sangat berharga.

Dibuka dari kisah seorang gadis Eona yang memiliki kerinduan besar untuk dapat mengunjungi sebuah tempat yang bernama Pantai Penuh Cahaya, yang konon katanya menyimpan banyak harta karun. Kerinduannya terjawab, ketika sebuah kapal besar bernama Stella Maris (Bintang Laut) membawa Eona berlayar jauh mengarungi lautan menuju pantai impian itu.

Pantai itu memang luar biasa. Semuanya serba memukau.

Dalam refleksi Eona, sebenarnya yang lebih memukau dari Pantai Penuh Cahaya itu bukanlah apa yang kelihatan, tapi apa yang tidak kasat mata.

Apa itu? Ia adalah kesadaran bahwa sebenarnya “harta karun” yang dicari itu tidak berada di pantai itu, melainkan justru ditemukan “dalam perjalanan menuju” ke sana. Semoga dalam perjalanan kita dengan berbagai peristiwa dan dengan orang-orang lain, kita menemukan harta karun itu. Eona adalah kita (hlm. 4).

Menjadi Eona

Buku ini mengajak kita untuk berani menjadi Eona. Kita diajak berani untuk menjadi pribadi pembelajar dan berani untuk membagikan ingatan. Dalam refleksi menapaki jalan politik menuju Pemilu 2024 ini, beranikah kita menghadirkan ingatan sejarah dan pengalaman masa lampau terutama sepanjang jalan Pasca-Reformasi sampai hari ini?

Semoga spirit “awan merah” dari buku ini menjadi keberanian dan kejujuran terhadap pengalaman dan ingatan kita itu, untuk melangkah ke sejarah masa depan secara lebih sehat dan tegap. Eona adalah jita. Dan kita adalah Indonesia.

Tautan live streaming: http://live.parasyndicate.id

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version