Konklaf: Langkah demi Langkah Mendetil Memilih Paus (45)

0
544 views
Ilustrasi - Para Kardinal. (Britannica)

KONKLAF adalah ritual khas untuk memilih Paus baru, Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Roma sedunia.

Saat ini, hari Rabu, 7 Mei 2025, Perayaan Ekaristi meriah telah berakhir; tadi dimulai pukul 10.00 waktu Vatikan. Misa ini disebut dengan istilah Pro Eligendo Pontifice (Misa untuk Pemilihan Paus.

Perayaan Ekaristi jelang Konklaf hari ini tadi dipimpin oleh Pemimpin Kollegium para Kardinal, yakni Kardinal Giovanni Battista Re (91 tahun). Perayaan Ekaristi khusus init dihadiri oleh seluruh Kardinal; baik yang berada di bawah usia 80 tahun maupun yang sudah di atas 80 tahun.

133 Kardinal Elektores

Jumlah Kardinal yang akan mengikuti acara Konklaf -artinya yang berhak memilih dan bisa juga dipilih- berjumlah 133 orang. Hanya para Kardinal yang berusia di bawah 80 tahun yang berhak memilih dan dipilih dalam Konklaf.

Sejak wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025 yang lalu, Vatikan dan Gereja Katolik mengalami kekosongan Takhta Suci yang disebut dengan istilah sede vacante.

“Konklaf” berasal dari bahasa Latin Conclave, yang secara etimologis terdiri dari dua kata: cum (dengan) dan clave (kunci). Jadi, Konklaf adalah pemilihan Paus yang berlangsung di dalam ruangan terkunci rapat – dengan makna simbolis sebagai peristiwa yang sangat rahasia, tersembunyi, dan dilaksanakan dalam suasana tenang, doa, serta meditasi.

Setiap Kardinal di bawah usia 80 tahun bisa memilih dan juga dipilih. Artinya setiap Kardinal masuk ke ruang Konklav sebagai Kardinal, tetapi berpotensi keluar sebagai Paus.

Wisma Domus Santa Marta – tempat para Kardinal menginap

Setelah Ekaristi spesial pukul 10.00 pagi tadi tanggal 7 Mei 2025 yang selesai dalam waktu 1,5 jam, para Kardinal akan kembali ke penginapan di Wisma Domus Santa Marta untuk santap siang.

Domus Santa Marta adalah tempat tinggal Paus Fransiskus selama 12 tahun masa kepausannya. Rumah ini memiliki banyak kamar. Semua penghuni dan kolega telah diungsikan ke tempat lain untuk memberikan akomodasi bagi 133 Kardinal.

Tadi malam, sekitar pukul 18.30 waktu Vatikan, saya melewati rumah ini. Tampak pintu sudah disegel dengan tulisan larangan masuk bagi yang tidak berkepentingan.

Semua Kardinal peserta Konklaf sudah masuk dan berada dalamnya. Rumah itu terasa sangat senyap. Mulai sore hari Rabu ini, Vatikan akan mematikan seluruh jaringan internet di seluruh wilayah gerak para Kardinal.

Mereka juga dilarang menggunakan perangkat elektronik. Kami -para pegawai Vatikan pun- dilarang melewati jalur “jalan kaki” para Kardinal dan harus memarkir kendaraan di wilayah yang sangat jauh dari mereka.

Menuju Kapel Paolina untuk berdoa bersama

Setelah makan siang di Domus Santa Marta, dalam suasana tenang, para Kardinal -baik yang di bawah maupun di atas 80 tahun- akan diangkut dengan kendaraan menuju Kapel Paolina, yang terletak di dalam Istana Kepausan di wilayah Vatikan.

Sebagian akan berjalan kaki melalui jalur khusus yang sangat tertutup, karena jaraknya hanya sekitar 300 meter.

Pukul 15.45 waktu Vatikan, mereka semua akan hadir di dalam Kapel Paolina. Dari sana, mereka akan berarak dalam prosesi agung dan dalam doa, sambil menyanyikan lagu Veni Creator Spiritus (Datanglah Roh Kudus) menuju tempat Konklaf: Kapel Sistina.

Kapel Sistina terletak bersebelahan langsung dengan Kapel Paolina. Kedua kapel ini berada di area Sala Regia, Istana Kepausan, persis di jantung Vatikan.

Sekitar pukul 16.30, para Kardinal peserta Konklaf -sebanyak 133 orang- akan mengangkat sumpah di atas Kitab Suci. Dilakukan satu per satu. Dengan itu, mereka tidak boleh membocorkan rahasia dan tidak boleh melakukan pelanggaran apa pun.

Aturan Konklaf yang ditetapkan oleh Paus Benediktus XVI mengancam setiap pelanggaran dengan hukuman ekskomunikasi.

Extra Omnes – silahkan semuanya keluar dari ruangan ini

Setelah seluruh sumpah diucapkan, Maestro Liturgi menyerukan kalimat terkenal Extra Omnes. Artinya semua orang yang tidak berwenang, terutama para Kardinal di atas 80 tahun, harus meninggalkan ruang Konklaf. Setelah itu, para Kardinal pemilih diarahkan untuk melakukan pemilihan putaran pertama.

Proses pemungutan suara

Pada hari pertama Konklaf ini -Rabu 7 Mei 2025- hanya dilakukan satu putaran pemungutan suara. Hari-hari berikutnya akan terdiri dari empat putaran setiap harinya: dua di pagi hari dan dua di sore hari, sampai ada hasil dua pertiga suara dari semua pemilih.

Jika sampai 35 putaran belum ada hasil dua pertiga, maka dua orang yang meraih suara terbanyak akan menjadi kandidat dalam putaran selanjutnya, hingga satu dari mereka terpilih.

Konklav terakhir tahun 2013 lalu hanya membutuhkan waktu dua hingga tiga hari (sekitar 8–10 putaran). Namun, dalam sejarah pernah ada Konklav yang berlangsung lebih dari satu tahun. Yang tercepat hanya berlangsung selama 10 jam.

Saat memilih, setiap Kardinal menerima selembar kertas dengan judul dalam bahasa Latin: Eligo in Summum Pontificem meum, artinya: “Saya memilih Pemimpin Tertinggiku.”

Di bawahnya terdapat ruang untuk menuliskan nama orang yang ingin dipilih.

Setelah memilih, setiap Kardinal diminta untuk beranjak dari tempat duduknya dan menuju altar, tempat sebuah tempayan atau piala telah disediakan.

Doa proses pemilihan Paus baru

Setiba di depan altar, sang Kardinal berdiri menghadap sidang Kardinal, mengangkat kertas pilihannya tinggi-tinggi untuk membuktikan bahwa ia telah memilih secara sah, lalu berlutut dan berdoa.

Doanya berbunyi “Testor Christum Dominum, qui me iudicaturus est, me eum eligere, quem secundum Deum iudico eligi debere”
(Aku memanggil Kristus Tuhan sebagai Hakimku untuk menjadi saksi bahwa saya telah memilih calon ini yang saya yakin sungguh bahwa dia dipilih sesuai kehendak Tuhan.)

Setelah berdoa demikian, Kardinal tersebut berdiri. Ia harus melipat kertas pilihannya dua kali hingga berukuran sekitar 2×2 cm, lalu meletakkannya ke dalam tempayan. Setelah itu, ia kembali ke tempat duduknya dan disusul oleh Kardinal lain hingga seluruh proses selesai.

Setelah ke-133 Kardinal selesai memilih, tiga Kardinal termuda -yang telah dipilih sebelumnya untuk menjalankan tugas ini- menghitung dan mencatat suara, lalu mengumumkan hasilnya. Bila proses berjalan sesuai aturan, maka pemilihan dinyatakan sah.

Membakar kertas-kertas suara

Di akhir setiap putaran, kertas-kertas suara yang sudah dibuka akan dilubangi dengan jarum, dirangkai dengan benang, lalu dimasukkan ke dalam oven untuk dibakar.

Jika putaran tersebut belum menghasilkan seorang Paus, maka kertas-kertas dibakar dengan campuran zat kimia yang menghasilkan asap hitam. Ini menjadi isyarat bagi umat Katolik sedunia bahwa Paus belum terpilih.

Rabu 7 Mei 2025 -hari pertama Konklaf- hanya akan ada satu putaran dilakukan. Asap dari hasil pemilihan akan terlihat sekitar pukul 19.00 waktu Vatikan, atau tengah malam WIB.

Menanyakan kesediaan menjadi seorang Paus

Jika sebuah putaran berhasil menghasilkan suara mayoritas yang dibutuhkan -artinya seorang Paus telah terpilih- maka Kardinal Dekan akan bertanya kepadanya apakah ia bersedia menerima pemilihan tersebut.

Bila ia menjawab “ya” sebagai tanda kesediaan, maka ia ditanya lagi: “Nama apa yang akan Anda gunakan sebagai Paus?”

Setelah memberikan jawaban untuk kedua pertanyaan ini, Paus baru dikenakan tanda khusus berupa pakaian kebesaran. Dahulu, Paus terpilih dikenakan mahkota, tetapi tradisi ini sudah tidak digunakan lagi.

Janji taat para Kardinal kepada Paus baru

Setelah mengenakan pakaian khusus ini, Paus terpilih menuju altar, di mana para Kardinal akan menyatakan janji setia dan ketaatan mereka kepadanya.

Pada saat itu, petugas pembakaran surat suara membakar kertas yang telah dirangkai, menggunakan campuran kimia yang menghasilkan asap putih – tanda bahwa Gereja Katolik telah memiliki seorang Paus.

Asap putih dari cerobong Kapel Sistina akan disertai dengan bunyi lonceng panjang Basilika Santo Petrus.

Kamar Airmata

Pada saat yang sama, Paus baru dibawa menuju kamar di samping altar, yang disebut camera lacrimatoria -artinya “Kamar Air Mata”. Ini merupakan sebuah ruang pribadi di mana Paus merenung, menenangkan diri, dan sering kali menangis karena haru.

Di sinilah ia mengganti pakaian untuk ditampilkan ke publik.

Dalam waktu 20–40 menit, ketika ratusan ribu umat dan peziarah tengah memadati Lapangan Santo Petrus, sosok Paus baru diantar oleh para Kardinal ke balkon utama Basilika Santo Petrus yang dibingkai kain merah lebar.

Dua ajudan mendampingi seorang Kardinal Diakon yang akan mengumumkan nama Paus baru hasil Konklav.

Kardinal Diakon mengumumkan dengan rumusan terkenal: “Annuntio vobis gaudium magnum: Habemus Papam” (Saya mengumumkan kepada kalian sebuah kegembiraan besar: Kita memiliki seorang Paus”)

Setelah itu, Kardinal Diakon dan para ajudan mundur. Tampillah Paus baru, menyapa dunia dengan gerakan tangan khasnya. Ia menyampaikan wejangan singkat yang sarat makna – kata-kata awal yang sering kali mencerminkan kepribadian, spiritualitas, kiblat teologi, dan arah pontifikatnya.

Setelah perkenalan dan sambutan itu, ia kembali ke kediaman barunya di dalam Vatikan.

Beberapa hari kemudian, Misa Insstalasi Paus baru akan dilangsungkan secara terbuka di Lapangan Santo Petrus. Pada saat itulah umat menyambut dengan penuh sukacita dan mendengarkan homili Paus baru – yang biasanya mengungkapkan visi, misi, serta arah kepemimpinan Gereja di masa mendatang.

Baca juga: Doa untuk Konklaf (44)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here