Carlo Acutis, Santo di Mata Ibu Kandungnya

0
17 views
Ibu kandung Santo Carlo Acutis: Ny. Antonia Salzano (Ist)

HARI ini, Minggu 7 September 2025, telah dikanonisasi (dinyatakan sebagai Santo) dua Beato:

  • Beato Carlo Acutis; meninggal dalam usia 14 tahun tahun 2006.
  • Beato Pier Gergio Frassati; meninggal dalam usia 24 tahun tahun 1925.

Proses kanonisasi dilakukan oleh Paus Leo XIV dalam suatu Perayaan Ekaristi Mulia yang didalamnya diadakan Ritus Kanonisasi. Dalam upacara mulia tersebut, orangtua Beato Carlo Acutis, yakni Ny. Antonia Salzano dan suaminya Bapak Andrea Acutis serta kedua anaknya Francesca dan Michele,turut hadir dalam Misa dan Upacara Kanonisasi.

Kepada wartawan, Daniele Piccini, dari Media Vaticana, sang ibu memberi komentarnya.

Ibu Acutis, bagaimana anda melewati hari-hari menjelang Misa Kanonisasi ini?

Saya senang, karena ini tentu saja merupakan puncak dari proses yang telah berlangsung bertahun-tahun, di mana kami menerima banyak kejutan indah dari Carlo. Setiap hari kami menerima kabar tentang mukjizat dan pertobatan.

Jadi, tentu saja segenap umat juga akan sangat bahagia. Saya merasa terharu, tetapi juga tenang dan damai, karena kanonisasi ini akan membawa dampak yang dinantikan oleh semua umat.

Carlo memiliki umat di seluruh dunia – dari China, Jepang, Amerika Serikat, hingga Amerika Latin. Saya sangat bahagia terutama untuk mereka. Saya percaya Carlo sedang menyentuh banyak hati, banyak kehidupan; dengan teladannya, dengan imannya yang menular, dan hal ini membuat saya sangat bahagia.

Apakah ada kenangan khusus tentang anak anda yang, dalam situasi ini, terus terngiang di benak Anda?

Carlo meninggalkan banyak kenangan indah, imannya yang besar, dan kesalehannya yang luar biasa.

Saya ingat ketika dia menyelenggarakan pameran tentang Mukjizat Ekaristi, dia merasa khawatir. “Ada antrian panjang di depan konser, di depan pertandingan sepak bola,” katanya, “tetapi saya tidak melihat antrian seperti itu di depan tabernakel tempat ada kehidupan dan kehadiran Kristus yang nyata.”

Saya ingat ketika saya sedang liburan, dia bekerja sampai jam dua atau tiga pagi, dan ibu saya yang tidur bersamanya berkata, “Carlo, serahkan hal-hal seperti itu kepada Gereja.”

Tetapi dia menghabiskan seluruh musim panas untuk mengatur berbagai hal. Dia khawatir orang-orang tidak memahami pentingnya Ekaristi. Kenangan terindah yang saya miliki tentang Carlo adalah kemurahan hatinya, kasihnya kepada sesama, dan terutama kepada Tuhan.

Bagaimana Anda membayangkan hidup Anda mulai besok?

Hidup iman saya akan tetap sama. Hidup adalah perjalanan menuju kekudusan. Kami berharap dapat terus berkembang, karena kita semua terbatas, kita sedang dalam perjalanan, tujuan kita adalah surga.

Namun, hidup penuh dengan rintangan dan kelemahan, kita memiliki banyak hal tersebut.

Saya berharap mendapatkan rahmat yang cukup untuk membantu saya dan keluarga saya.

Saya juga ingin mengikuti jalan kekudusan ini. Namun, saya berharap rahmat ini juga diterima oleh semua pengikut Carlo.

Dia berfungsi sebagai jembatan, jembatan untuk mencapai Yesus.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here