Home BERITA Belarasa Demi Luhurnya Martabat Manusia, Kongregasi Bruder Karitas (FC) Mendidik Tuna Grahita, Tuna...

Demi Luhurnya Martabat Manusia, Kongregasi Bruder Karitas (FC) Mendidik Tuna Grahita, Tuna Rungu, dan Gangguan Jiwa

0
Ilustrasi: Karya Pelayanan amal kasih Kongregasi Bruder FC demi menjaga martabat luhur manusia dan menghormatinya dengan merawat orang berkebutuhan khusus dan yang mengalami gangguan jiwa. (Ist)

KONGREGASI Bruder Karitas (Fratrum Caritatis) atau biasa disingkat FC mulai eksis di Indonesia sejak 1933. Jumlah mereka yang sudah berkaul kekal saat ini ada 25 orang.

Dengan jumlah yang terbilang sedikit, namun hal itu tidak menghalangi mereka untuk selalu berkarya.

Semangat yang mereka bawa dalam karya adalah Deus Caritas Est. Artinya, Allah adalah kasih. Motto itu selalu menjadi landasan bagi para Bruder FC dalam setiap karya pelayanan mereka.

Beberapa karya kerasulan yang selama ini diampu oleh Kongregasi Bruder Karitas di Indonesia adalah karya pendidikan formal umum (TK, SD, SMP, dan SMA).

Para Bruder FC juga mengampu karya pendidikan non formal khusus. Yakni berupa Sekolah Luar Biasa (SLB/B dan SLB/C), dan karya bidang layanan Health Care.

Yang menarik disimak justru fokus pelayanannya. Mereka punya preferensi yakni menyasar kelompok masyarakat prasejahtera.

Kepedulian pada kelompok masyarakat yang secara sosial-ekonomi “terpinggirkan” lantaran ketidakmampuan itu diwujudkan dalam tindakan-tindakan yang nyata.

Taruhlah itu seperti aksi memberi sepeda kepada siswa yang tinggal jauh dari sekolah, membuka layanan perbaikan sepeda, menyediakan menu kudapan gratis, dan masih banyak lagi lainnya.

Pengabdian Kongregasi Bruder FC kepada jaringan Sekolah Luar Biasa yang menangani murid tuna rungu dan tuna grahita sudah terjadi sejak puluhan tahun silam.

Sampai sekarang, karya kemanusiaan luar biasa ini masih mereka lakoni.

  • Dengan tetap bersedia dan mau mendidik mereka agar bisa tumbuh berkembang layaknya manusia normal.
  • Berangkat dari kesediaan Kongregasi Bruder FC mau menerima mereka apa adanya.
  • Berusaha menggapai hati dan batin para muridnya berkebutuhan khusus itu dengan sentuhan cinta, iman, dan harapan.

Model cara pendidikan khusus untuk kaum tuna rungu itu dijalani dengan menekankan pada metode oral. Juga dengan Metode Maternal Reflektif (MMR) dan Speech Therapy.

Metode dan terapi ini ditempuh guna mampu meningkatkan kemampuan bicara. Di samping itu, para murid berkebutuhan khusus ini juga dilatih mampu merasakan getaran.

Ini dengan tujuan agar nantinya mereka dapat menari. Dengan cara mengikuti irama getar, meskipun tidak mampu mendengar.

Membina kemandirian pribadi

Tujuan pengajaran dan pelatihan kepada murid tuna rungu dan tuna grahita tentu saja sangat mulia. Mereka itu tetap manusia, meski kekuatan indera mereka sangat terbatas.

Jadi, karya agung kemanusiaan ini tetap dilakukan oleh para Bruder FC dari dulu sampai sekarang demi tujuan luhur. Yakni agar masing-masing murid berkebutuhan khusus itu nantinya punya dasar untuk bisa hidup mandiri.

Melepaskan ketergantungan mereka pada orang lain.

Demi kemandirian masing-masing pribadi anak didik. Itulah karya kemanusiaan yang sifatnya agung dan mulia yang ditangani oleh para Bruder FC.

Artinya, masing-masing pribadi itu diharapkan nantinya bisa hidup secara mandiri di tengah komunitas sosial bernama masyarakat.

Dengan tidak lagi bergantung pada orang lain, maka pribadi-pribadi dengan keterbatasan indera itu mampu hidup normal layaknya kebanyakan orang biasa.

Mereka juga bisa bebas dan merdeka. Tidak lagi “terkungkung” kaku oleh keterbatasan fisiknya dan dengan demikian juga keluar dari kurungan sosial bernama kelompok masyarakat “tertinggal”. 

Arah dan jalannya menuju ke sana sungguh sangat panjang.

Justru karena sekarang telah mengalami irama hidup sosial yang bebas, merdeka dan juga “menjadi normal dan biasa”, maka pada masing-masing pribadi itu akan tumbuh kesadaran iman yang baru.

Mereka itu juga anak-anak Allah dan Tuhan punya rencana-nya sendiri atas masing-masing pribadi berkebutuhan khusus tersebut.

Bukankah hal ini merupakan sebuah keindahan dalam hidup?

Ada bruder-bruder dengan karya khusus yang bertujuan “memanusiakan” orang-orang yang inderanya kurang sempurna, namun demikian bisa hidup biasa layaknya orang normal kebanyakan.

Justru di sinilah keunggulan karya kemanusiaan yang sangat khusus dan bersejarah yang sejak dulu hingga sekarang ini masih dilakoni para Bruder FC.

Merawat orang gangguan jiwa

Di bidang layanan health care, Kongregasi Bruder FC juga aktif merawat orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Para Bruder FC itu bersedia menjemput dan menampung kaum ODGJ yang tergeletak begitu saja di jalanan. Termasuk mereka pengidap ODGJ yang kakinya dipasung di rumah-rumah penduduk.

Kaki dipasung agar kalau pas “kumat”, mereka tidak bisa mengamuk dan menciderai orang lain.

Di panti yang menjadi lokasi tempat penampungan, kaum ODGJ dididik untuk bisa kembali menjadi “manusia normal”.

Menjalani pola hidup sehat dan bersih. Mereka diajari layaknya kita orang normal biasa: “ritme harian” hidup  seperti mandi dan gosok gigi.

Yang menarik lagi, kepada kaum ODGJ itu, para Bruder FC juga memberi pelatihan-pelatihan dasar sebagai manusia normal yang “berpendidikan”.

Taruhlah itu memberi bekal bagi kemampuan dasar seperi menulis dan berhitung.

Untuk kaum ODGJ yang kondisinya mulai membaik, mereka dipersiapakan dengan sungguh-sungguh agar sekali waktu -ketika akan dikembalikan ke masyarakat- mereka sudah punya ”bekal hidup”.

Termasuk juga bekal diri untuk senantiasa sehat. Dengan memberi mereka sangu berupa obat-obatan rawat jalan.

Rehabilitasi pecandu narkoba

Karya Kongregasi Bruder FC bidang layanan health care lainnya adalah kegiatan serius merehabilitasi pasien yang dulunya masuk kelompok para pecandu narkoba.

Rehabilitasi ini dilakukan dengan tahap berkelanjutan: Rehabilitasi detoksifikasi, Therapeutic Community, dan Tahap Bina Lanjut. 

Pecandu narkoba yang telah menjalani tahapan-tahapan tersebut pada akhirnya nanti akan bisa kembali ke masyarakat sebagai “orang yang sudah sembuh”.

Kembali bisa melanjutkan hidupnya secara normal dan biasa.

St. Vincentius a Paolo dan Pater Joseph Triest

Spiritualitas Santo Vincentius a Paulo dan Pater Joseph Triest menjadi sumber semangat bagi segenap anggota Kongregasi Bruder Karitas dalam melaksanakan karya kemanusiaan.

Perilaku Santo Vincentius yang berdoa terus menerus di kemudian hari juga dipraktikkan sepenuhnya oleh Pater Joseph Triest, Bapak Pendiri Kongregasi Bruder FC.

Berkat dan melalui doa terus menerus, Santo Vincentius sampai mengalami perjumpaan dengan sosok Yesus pada diri kaum miskin.

Melalui kegiatan berkanjang dalam rangkaian meditasi, Santo Vincentius mampu menjauhkan diri dari keegoisan dan semakin menyempurnakan semangatnya dalam karya pelayanan kasih kemanusiaan.

Doa dan meditasi inilah yang sampai kini tetap dipraktikkan dan menjadi irama hidup keseharian yang dilakoni setiap Bruder Karitas.

Kedua hal tersebut selalu dilakukan, sebelum masing-masing Bruder FC terjun beraktivitas. Karena doa santapan rohani itu menjadi kekuatan batin sekaligus “motivasi dari dalam” setiap kali mereka terjun ke lapangan menjalani tugas dan pelayanan.

Di lapangan karya itulah, para Bruder FC itu lalu bertemu dan melayani orang-orang cacat, lemah fisik, miskin, kaum jompo. Juga berjumpa dengan kaum muda yang secara sosial-ekonomi sudah tersingkir dan tertinggalkan.

Di lapangan karya itulah, mereka bertemu ibarat sosok Tuhan dalam diri orang-orang miskin dan papa. Karena itulah, keberadaan mereka lalu dirasa perlu guna bisa melayani Tuhan dalam diri sosok kaum papa miskin ini.

Melayani bukan karena rasa kasihan. Tapi karena di situ ada Kristus.

Tuhan “bertahta” di dalam diri orang yang tersisih dan tertindas.

Atas dasar perhatian dan cinta kasih

Dasar pelayanan Bruder Karitas adalah semangat cinta kasih kepada sesama; terutama yang miskin papa. Mencintai dan ingin menghormati mereka dengan melakukan karya nyata.

Berkat bimbingan Roh Kudus, Kongregasi Bruder Karitas mampu terus berkiprah sepanjang sejarah dengan tetap bersedia mencurahkan tenaga dan waktunya untuk pengabdian kepada sesama.

Untuk mampu memerdekakan manusia dari segala macam bentuk perbudakan dan aneka kesengsaraan.

Mari bergabung masuk Kongregasi Bruder FC

Sekretaris Regio Kongregasi Bruder FC Indonesia Br. Philipus Bala Tufan FC menjelaskan demikian. Kongregasi Bruder Karitas juga terus membuka diri bagi sekalian pemuda yang ingin mengalami cara hidup berkomunitas untuk misi pelayanan kepada sesama.

Mereka yang bergabung masuk diharapkan akan segera  mengetahui apa yang diharapkan Tuhan daripadanya. Juga mulai bisa menyadari rahmat istimewa yang ditawarkan Tuhan kepadanya.

Penjelasan tersebut di atas itu merupakan bagian akhir dari sesi presentasi Bruder Philip kepada audiens pendengar.

Rekoleksi virtua bersama Bruder Philipus FC dengan para penggiat Kevin. (Ist)

Itu dikatakan Kepala Cabang Karya Bakti Yogya saat berlangsung acara rekoleksi virtual Keluarga Vinsensian (Kevin) seri ke-13, Minggu, 9 Mei 2021 lalu.

Rekoleksi itu sendiri mengambil tema “Jalan Pengabdian Vinsensian”. Rekoleksi virtual Kevin diadakan dua pekan sekali oleh Keluarga Vinsensian dengan koordinatornhya Romo Ignatius Suparno CM.

Ditayangkan secara live streaming melalui YouTube dan Zoom.

Sedikit profil karya Kongregasi Bruder Karitas

  • Pendidikan Umum di DIY, Purwokerto, dan Purworejo.
  • Pendidikan Khusus yakni:

SLB/C Karya Bakti
Jl. Yogya Km, 4 Boro Wetan, Banyuurip
Purworejo 54171
Jateng
WA: 0821-3534-881

SLB/B Don Bosco
Jl. Sambek 33
Wonosobo 56311
Jateng
WA: 0878-630-0523

  • Health Care

Panti Sahabat Kita
Jl. Prof. Dr. Nicolaus Driyakara SJ No. 4
Purworejo 54111
Jawa Tengah
WA: 0812-3982-1787

Panti Renceng Mose
Jl. Lintas Luar
Kel. Bangka Leda,
Kec. Langke Rembong,
Ruteng 86515
Manggarai, Flores, NTT
WA: 0822-3213-7243

Rehabilitasi Narkoba Kunci
Nandan RT/RW 001/038
Sariharjo, Ngaglik,
Sleman, Yogyakarta 55581
WA: 0821-3473-6150

Donasi amal kasih untuk karya kemanusiaan Kongregasi Bruder FC

  • BRI Norek 3013-0101-4106-531 an. Yayasan Karya Bakti: Untuk Panti Sakit Jiwa.
  • BRI Norek 0078-0103-6875-503 an. SLB-C Karya Bhakti: Untuk Sekolah Lemah Mental.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version